Jenewa (ANTARA News) - Gereja Kristen Ortodoks Yunani tergugah memberikan bantuan moral dan dukungan psikologis manakala krisis keuangan negara itu benar-benar memukul masyarakat awam negeri itu setelah musim panas ini, demikian seorang pejabat senior gereja itu, Jumat dini hari WIB.

Yunani berencana menempuh kebijakan ekonomi gila-gilaan dengan memangkas hebat anggarannya demi mengatasi krisis utang yang mengancam menyebar ke Eropa itu.

Sekitar 50 ribu warga Yunani berdemonstrasi menentang program ekonomi radikal di Athena, Kamis kemarin, dalam sebuah unjuk rasa yang menelan tiga korban jiwa.

"Kami paham bahwa konsekuensi dari langkah (pemerintah) itu akan sangat dirasakan masyarakat setelah musim panas nanti, maka itu kami bersiap dan melatih pendeta-pendeta kami untuk menghadapi krisis tersebut," kata Paderi Gabriel Papanicolaou kepada Dewan Gereja Dunia (WCC).

Papanicolaou, yang berbicara di Jenewa selagi menghadiri pertemuan WCC, mengatakan gereja harus menyalakan harapan kepada umatnya.

"Kami juga bersiap membantu kebutuhan pangan, sandang dan bantuan lainnya, seperti halnya dengan memenuhi keperluan orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan membantu mereka lewat pelayanan pastoral serta perawatan psikologis," katanya.

Sang pendeta mengungkapkan bahwa Kristen Ortodoks yang dianut oleh 90 persen dari total 11 juta penduduk Yunani, yakin bahwa konsumerisme dan keserakahan telah mendorong orang berbelanja di atas batas kemampuannya.

"Ini bukan sekedar krisis ekonomi atau krisis keuangan, namun juga krisis nilai. Kita perlu memulihkan lagi jiwa kerendahhatian," kata sang paderi.

WCC yang berbasis di Jenewa beranggotakan 560 juta umat Protestan, Ortodoks, Gereja Anglikan dan gereja kristen lainnya di luar Gereja Katolik Roma. (*)

Reuters/Jafar

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010