Semarang (ANTARA News) - Seorang wartawan Harian Wawasan bernama Jaka Nuswantara (35) menjadi korban penganiayaan hingga harus menjalani rawat inap selama beberapa hari di Rumah Sakit William Booth Semarang.

"Akibat penganiayaan tersebut saya menderita luka memar pada bagian wajah, tangan, kaki, kepala sering pusing, dan muntah," kata korban saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polwiltabes Semarang, Minggu.

Menurut korban, pelaku penganiayaan tersebut diketahui bernama Luther Adi (29), warga Banyumanik Pudakpayung, dan diduga bermotif cemburu.

Ia menjelaskan penganiayaan terhadap dirinya terjadi pada Rabu (5/5) pukul 01.15 WIB di rumah tetangga korban bernama Arba yang pernah menjadi kekasihnya.

"Pada saat saya sedang tidur, pintu rumah saya digedor oleh terlapor dan memaksa saya agar ikut ke lokasi penganiayaan," ujarnya.

Tidak lama kemudian, terlapor langsung menganiaya korban dengan cara memukul, menendang, dan mencekik beberapa bagian tubuh korban tanpa menjelaskan permasalahannya.

Korban mengaku tidak bisa melawan dan hanya berusaha melindungi diri dengan cara menutup bagian wajah dengan menggunakan kedua tangan agar luka yang diderita tidak semakin parah.

Setelah dianiaya oleh terlapor, korban juga mengalami penyekapan selama beberapa jam dan baru diperbolehkan pulang setelah menandatangani surat pernyataan bermeterai bahwa korban tidak akan melaporkan penganiayaan ini ke polisi.

"Saya bersedia menandatangani surat pernyataan tersebut karena takut akan keselamatan saya," kata korban yang juga mengaku diancam akan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau oleh terlapor.

Korban menambahkan, terlapor juga mengatakan kepada korban bahwa dirinya tidak takut dengan polisi dan akan membuat perhitungan lagi dengan korban setelah keluar dari penjara akibat penganiayaan yang dilakukannya tersebut.

Beberapa anggota Reserse Kriminal Polwiltabes Semarang yang mengetahui laporan korban segera menindaklanjuti dengan berusaha mencari keberadaan terlapor untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
(U.KR-WSN/D007/P003)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010