Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Bayu Krisnamurthi, menilai perlunya sikap ketegasan dari semua kalangan terutama pemerintah maupun produsen benih di Indonesia dalam menyikapi pengembangan benih transgenik atau bioteknologi di dalam negeri.

Di sela Kongres Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) 2010 di Jakarta, Selasa, dia menyatakan, di Indonesia saat ini terjadi sikap yang mendua dalam menyikapi keberadaan benih hasil rekayasa genetika tersebut.

"Satu sisi kita menolak pengembangan benih transgenik di dalam negeri namun di sisi lain Indonesia banyak mengimpor produk pangan hasil bioteknologi tersebut," katanya.

Menurut dia, diperlukan sikap tegas dari pemerintah sehingga tidak terjadi sikap yang mendua dalam penerimaan benih transgenik terlebih lagi Indonesia membutuhkan kebijakan yang mendukung percepatan swasta dalam berinvestasi di sektor perbenihan.

Bayu menyatakan, Indonesia bisa saja mengimpor teknologi pengembangan benih secara transgenik untuk kemudian dikembangkan di dalam negeri kemudian produknya bisa diekspor ke luar.

Sementara itu Ketua Umum Asbenindo Elda D Adiningrat menyatakan, diperlukan kesiapan berbagai unsur sebelum dilakukannya pengembangan benih transgenik di Indonesia.

Kesiapan tersebut, lanjutnya, seperti di bidang perangkat hukum, sumber daya manusia, ilmu dan teknologinya, maupun sosalisasi ke masyarakat.

"Untuk mencapai kesiapan tersebut, diperlukan waktu lebih dari tiga tahun sebelumnya akhirnya benar-benar pengembangan benih transgenik dilakukan di sini," katanya.

Namun demikian, Elda menyatakan, diperlukan ketegasan pemerintah untuk menyatakan kesiapan Indonesia dalam penerimaan teknologi rekayasa genetika selain itu juga memberikan bimbingan kepada produsen benih guna memproduksi benih transgenik.
(T.S025/B012/P003)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010