Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan yang baru, Agus Martowardojo, diminta lebih berpihak kepada sektor riil agar perekonomian Indonesia lebih tangguh dan mandiri.

"Menkeu baru harus lebih berpihak kepada sektor riil, jika ekonomi Indonesia ingin lebih tangguh," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA), Tengku Burhanuddin, saat dihubungi di Jakarta, Rabu malam.

Pernyataan itu terkait dengan penunjukan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Agus Martowardjojo, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menkeu baru menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang bakal menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia mulai 1 Juni 2010.

Tengku Burhanuddin juga mengatakan, tidak hanya itu, Menkeu yang baru harus mampu melakukan gerakan diversifikasi pajak murah dan terjangkau agar pendapatan dari sektor pajak meningkat signifikan.

Menurut Tengku, selama ini keberpihakan kepada sektor riil hanya didengungkan oleh pemerintah, tetapi pelaksanaannya belum terlihat.

"Indikatornya, dunia usaha, terutama UKM di Indonesia sulit berkembang karena keberpihakan ekonomi makro pemerintah lebih berkiblat ke non-sektor riil. Buktinya, suku bunga kredit untuk koperasi saja masih di atas 10 persen," katanya.

Akibatnya, daya beli masyarakat secara umum belum meningkat seperti yang diharapkan.

Padahal, katanya, sebagai pelaku usaha di sektor jasa, sulit diharpakan tumbuh signifikan, jika daya beli masyarakat tidak meningkat.

Selain itu, dia mengharapkan agar, Menkeu baru mampu melakukan terobosan gerakan diversifikasi pajak murah.

"Jika pajak murah, maka objek pajak akan merasa senang dan tidak terpaksa. Dulu, pajak untuk sepeda sangat murah. Akibatnya orang antri di kantor pos dengan kesadaran sendiri membayarnya," katanya.

Jika pajak trennya mahal dan objeknya hanya itu-itu saja, maka harapan adanya peningkatan pajak akan sulit. "Akibatnya ya seperti tren akhir-akhir ini, terbukti banyak menimbulkan persekongkolan. Kasus Gayus dan lainnya," katanya.(*)

(T.E008/R009)

Pewarta: mansy
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010