Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro menginginkan agar riset dan inovasi yang ditujukan untuk menguatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Kami menginginkan agar kebutuhan teknologi tepat guna kita bisa sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap impor," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam konferensi virtual, Jakarta, Senin.

Menristek Bambang mengatakan bahkan di level teknologi tepat guna pun masih ada mesin-mesin atau peralatan yang didatangkan dari luar negeri.

Untuk itu, dia berharap dengan riset dan inovasi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku UMKM terhadap teknologi tepat guna sehingga tidak harus mengimpor.

"Dengan pengembangan yang ada di tempat ini dan yang lainnya kita harapkan karena ini adalah kebutuhan masyarakat Indonesia seharusnya alatnya pun bisa dikembangkan oleh pengembang atau peneliti di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, dia berharap agar riset dan inovasi bisa melahirkan UMKM baru yaitu UMKM yang berbasis teknologi.

Dari pengembangan teknologi yang sudah ada sekarang, maka diharapkan produksi UMKM bisa berkembang.

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) juga mendukung agar UMKM tidak hanya diberi sentuhan teknologi digital tapi juga teknologi produksi sehingga bisa memulihkan dan meningkatkan produktivitas UMKM terutama setelah terdampak pandemi COVID-19

Baca juga: Kemristek fokus bangun ekosistem riset dan inovasi 2021

Baca juga: Menteri: Sosialisasikan program riset dengan bahasa praktis

Baca juga: Sinergikan riset dan inovasi nasional untuk hasil lebih unggul

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2020