Chicago (ANTARA News) - Dalam sebuah penelitian yang mendukung digunakannya secara luas obat-obatan untuk membantu mengendalikan pandemi AIDS, peneliti mengatakan pada Rabu bahwa pasien HIV yang mengonsumsi kombinasi obat memiliki kemungkinan jauh lebih kecil untuk menulari pasangannya.

Menggunakan kombinasi obat-obatan mengurangi kemungkinan penularan 92 persen, para peneliti melaporkan dalam jurnal Lancet.

Mereka mengatakan bahwa temuan berarti kombinasi obat yang dikenal sebagai terapi antiretroviral, atau ART, mungkin berguna sebagai alat pencegahan serta pengobatan.

"Hasil ini ... bukti kuat sampai saat ini bahwa ART dapat menurunkan risiko penularan HIV," kata Dr Connie Celum, profesor kedokteran dan kesehatan global di
Universitas Washington, yang bekerja pada studi ini.

Tim ini menganalisa 3.400 pasangan dari tujuh negara Afrika. Dalam setiap pasangan, salah seorang diantaranya positif virus immunodeficiency, atau HIV, yang menyebabkan AIDS.

Tim menguji pasangan karena mereka lebih mudah untuk dilacak.

Semua pasangan diberi konseling tentang metode pencegahan HIV, dan beberapa diberi obat-obat HIV.

Selama penelitian, 349 orang yang terinfeksi HIV mulai meminum kombinasi obat-obatan itu. Dari 103 orang mitra pasien yang meminum obat tersebut, hanya satu yang tertular virus.

"Data pengamatan sangat mendukung hipotesis bahwa ART secara substansial mengurangi penularan HIV dan transmisi risiko," Dr Deborah Donnell dari Institut Vaksin dan
Penyakit Infeksi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle.

Donnell mengatakan, obat-obatan memotong konsentrasi HIV di darah ke tingkat yang sangat rendah, yang dapat membuat orang tidak mudah menularkan. Dalam orang-orang yang mengonsumsi obat, virus itu ditekan ke tingkat sangat rendah di hampir 70 persen dari kasus.

Sebuah uji coba secara acak sekarang sedang dilakukan untuk melihat apakah efeknya
abadi.

"Sambil menunggu hasil tersebut, penelitian kami mengindikasikan bahwa terapi ART mungkin mempunyai manfaat kesehatan masyarakat yang signifikan seperti halnya keuntungan klinis untuk individu yang dirawat," kata Donnell dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan bahwa temuan menawarkan argumen yang kuat untuk memulai lebih awal pengobatan untuk HIV. Tetapi meskipun pada pasangan yang lebih lambat ditangani, obat-obatan memberikan manfaat.

Virus AIDS menginfeksi 33 juta orang secara global dan sudah membunuh 25 juta sejak pandemi dimulai pada 1980-an. Tidak ada penyembuh dan vaksin tetapi obat-obatan menjaga pasien tetap "sehat".

Tanpa perawatan, virus merusak sistem kekebalan tubuh, meninggalkan pasien rentan terhadap infeksi dan kanker.

Lebih dari 20 obat sekarang ada di pasaran dan dapat dikombinasikan dalam berbagai cara untuk mengendalikan virus, meskipun biasanya bermutasi dan akhirnya pasien harus beralih ke cara berbeda untuk tetap di bawah kontrol.

Produsen obat-obat itu termasuk GlaxoSmithKline, Pfizer, Gilead, Bristol-Myers dan Abbott Laboratories, demikian Reuters.

(ANT/S026)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010