London (ANTARA News) - Dialog lintas agama Indonesia dan Hungaria dengan menghadirkan 10 orang panelis, para tokoh agama, cendikiawan, pakar pendidikan, sejumlah duta besar dan media massa di gelar di Royal Palace Godollo, kota dekat Budapest.

Sekretaris Kedua, KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden Antara London, Sabtu mengatakan kegiatan dialog lintas agama itu didukung Kemlu RI, Kemag dan KBRI Budapest di pihak Indonesia dan di pihak Hungaria oleh Kemlu, Kemdikbud dan Kota Godollo.

Dalam sambutannya Dubes Mangasi Sihombing mengatakan dialog Lintas Agama sudah membudaya di Indonesia dan dibutuhkan untuk memelihara kerukunan antar umat beragama yang berbeda dan dialog demikian telah menjadi kebutuhan masyarakat internasional yang memerlukan perdamaian, keamanan dan kesejahteraan global.

Gagasan dialog lintas agama ini berawal dari hadirnya gong Perdamaian Dunia sumbangan Indonesia yang menjadi sebuah ikon budaya di kota Godollo yang tidak pernah sepi dari kunjungan masyarakat umum.

Pejabat tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hungaria, Dr. Andras Csepregi, ikut membuka kegiatan ini membenarkan bahwa Hungaria yang multi etnik dan agama memerlukan dialog ini. Ditekankan bahwa untuk membangun dunia yang demokratis dibutuhkan dialog termasuk dialog lintas agama.

Ketua Delegasi Indonesia, Dirjen IDP Kemlu, Andri Hadi melihat perlunya melawan stereotip negatif Islam di dunia Barat dan keperluan memberdayakan kaum moderat Islam.

Penelis, Prof Kronitz mengemukakan dialog lintas agama mutlak diperlukan dalam mencapai perdamaian dan keamanan.

Dijelaskan mengenai perlunya memasukkan kelompok Jahudi dalam dialog seperti diamanatkan dalam Konsili Vatikan II. Dr. Toth, seorang pembicara melihat peranan penting Indonesia dalam dialog karena berpenduduk mayoritas Islam moderat.

Dr. Gustav Bolski menegaskan perdamaian dunia tak mungkin dibangun apabila tak ada perdamaian antar umat beragama. Namun dialog harus dilakukan atas dasar saling mempercayai dan menghapus sikap prejudisme.

Dialog sehari ini mengangkat tiga tema yaitu mengenai hal-hal yang mendasari perlunya dialog antara Indonesia dan Hungaria, kedua peranan para pemimpin agama dalam mempromosikan toleransi, saling pengertian dan perdamaian.

Tema ketiga adalah kerjasama di bidang pendidikan antara komunitas agama dan masyarakat madani.

Sebagai nara sumber dari pihak Indonesia adalah K.H. Dr. Hasyim Muzadi (NU), Uskup Johannes Pujasumarta (Keuskupan Bandung), Prof. Dr. Ato Mudzar (UIN Syarif Hidayatullah), Prof. Dr. Jan Aritonang (STT Jakarta), Dr. Siti Syamsiatun (UIN Sunan Kalijaga).

Dari pihak Hungaria sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Mihaly Kronitz (Katolik), Dr. Karoly Toth (Protestan), Prof Dr. Istvan Karaazon (Reformatus), Rabbi Tamas Rona (Komunitas Jahudi), Prof. Pal Farkas (Budhis), Prof. Dr. Tibor Fabiny (Lutheran), Prof. Dr. Gergely Bakos OSB (Katholik).

Bertindak sebagai moderator adalah Pdt. Ilona Svent-Ivanyi, Prof. Dr. Andras Csepregi dan Uskup Dr. Johannes Pudjasumarta.

Dialog Lintas Agama ini mendapatkan perhatian luas dari media Hungaria, demikian Annie Puspa Rosita. (ZG/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010