Padang (ANTARA News) - Donatur asal Malaysia memberikan bantuan modal untuk dua kelompok nelayan di Pasia Kandang, Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dalam bentuk dana segar senilai Rp30 juta.

Bantuan diberikan bersamaan dengan penyerahan bantuan pascagempa 30 September 2009 lalu dari Pemprov Sumbar yang secara simbolis oleh Gubernur, Marlis Rahman di Pasie Kandang, Koto Tangah, Padang, Minggu.

Pada kesempatan itu, gubernur Sumbar menyerahkan bantuan kepada masyarakat nelayan Pasie Kandang berupa 9.200 ekor bibit ikan nila dan 9,2 ton pakan ikan.

Selain itu juga diberikan 500 ekor induk ikan nila, tiga unit frezzer untuk penyimpanan ikan, lima buah sokes etalase pemasaran hasil perikanan dan 17 buah fish box (pembawa ikan).

Gubernur Sumbar dalam kesempatan tersebut mengatakan, bantuan ini diutamakan untuk kelompok nelayan, kelompok budidaya dan kelompok pemasaran hasil pengolahan ikan.

Namun, bantuan serupa bukan hanya dialokasikan untuk nelayan di Pasia Kandang saja, bahkan khusus untuk fish box dengan jumlah 17 buah itu disebar kepada nelayan yang ada di pesisir pantai Kota Padang.

Kunjungan gubernur, tak hanya memberikan bantuan tetapi sekaligus melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah pengolahan lele asap dan peninjauan kolam pembibitan ikan lele yang dikembangkan nelayan setempat.


Akses Kredit

Gubernur Sumbar, Marlis Rahman menanggapi keluhan kalangan nelayan tentang permodalan menyerukan kepada pihak perbankan untuk lebih peduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan kalangan rakyat kecil dengan memberikan kemudahan modal usaha.

Jadi, pihak perbankan hendaknya jangan sampai membedakan antara rakyat biasa dengan orang kaya dalam soal memberikan pinjaman.

"Jika pihak perbankan lebih terbuka memberi pinjaman kepada masyarakat kecil, termasuk kalangan nelayan. Kita optimistis kredit macet yang dikhawatirkan tidak akan sampai lima persen," katanya.

Terkait, rakyat kecil biasanya lebih jujur dan taat terhadap peraturan dalam pembayaran kredit pinjaman sesuai yang ditetapkan pihak bank, artinya potensi terjadi kredit macet kecil.

Gubernur mencontohkan, pinjaman bergulir dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) yang dipinjam oleh warga Sulit Air, Kabupaten Solok hanya sekitar empat persen yang tidak dikembalikan.

Jadi, tambahnya, fakta itu membuktikan kalau memberikan pinjaman kepada rakyat kecil tidak menghambat kinerja perbankan yang berkaitan dengan masalah kredit macet. (SA/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010