New York, (ANTARA News) - Mantan bos mafia Michael Franzese mengatakan pertandingan tenis di tingkat atas selalu dipengaruhi para pejudi dan cabang olahraga tersebut merupakan fokus utama ketika ia masih berkecimpung dalam bisnis haram itu.

Franzese, mantan bos "Keluarga Colombo", kini merupakan konsultan dan diminta berbicara di hadapan para pemain ATP tentang metode dan cara yang digunakan mafia mengkorupsi olahraga itu. 

"Itulah yang terjadi," kata Franzese, "Bila kita berada dalam bisnis itu, tenis merupakan target utama, karena satu pemain bisa mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan. Anda perlu mengetahui hal itu." 

FBI memeriksanya pada 1980-an sehingga ia masuk penjara. Dia lalu bertobat dan bahkan kini menolong agar olahraga itu tidak tercemar dengan usaha pengaturan pertandingan. Namun ia yakin, bisnis seperti itu masih terus berlangsung hingga kini. 

"Saya yakin jaringan kejahatan judi olahraga itu masih ada. Saya mengetahui itu sejak saya terlibat dengan ATP," kata Franzese, "Olahraga menjadi amat menguntungkan bagi beberapa pihak tidak terkecuali dari raket tenis."

Franseze (57) sudah berbicara tentang hal itu kepada National Basketball Association (NBA), Major League Baseball, para bintang tenis serta atlet elit di AS, tentang bahayanya pengaturan pertandingan serta bagaimana cara menghindari agar tidak terlilit dalam jaringan kejahatan itu. 

Pembicaraannya termasuk ketika berlangsung musim tanding ATP 2007 Maret lalu. 
"Mereka mengatakan kepada saya ada  masalah dalam olahraga. Makanya hal itu harus dibicarakan dan dibahas," katanya, "Saya katakan betapa bahayanya dan betapa cara tidak sehat itu akan menghancurkan mereka." 

"Judi merupakan bisnis paling serius. Bila Anda membiarkan diri Anda berkecimpung dalam bisnis itu, maka Anda akan diincar orang yang salah karena Anda sama dengan mereka. Mereka mencari siapa yang terlibat dalam bisnis  itu." 

Sekitar lima bulan setelah Franzese berbicara, terjadi hasil pertandingan yang diduga ada permainannya yaitu ketika petenis Rusia, Nikolay Davydenko, kalah atas petenis Argentina, Martin Vassallo-Arguello.

Berdasarkan pemeriksaan ATP atas pertandingan September itu, tidak ada kesalahan yang dilakukan Davydenko dan lawannya.Namun Franzese tetap merasa curiga

 "Ia petenis paling bagus. Sesuatu telah terjadi di luar sana. Seseorang sudah mempengaruhinya," katanya.

Franzese mengatakan pejudi merasa gembira bila atlet dapat dipengaruhi dan untuk itu mereka bisa mengancam akan melakukan tindak kekerasan fisik.

"Tidak ada seorang pun atlet yang ingin melakukan hal itu. Mereka melakukannya karena mereka dalam situasi terpojok," katanya, "Amat menyedihkan karena mereka melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Mereka pasti akan menyesal. Secara psikologis hal itu menghancurkan karier mereka."

"Saya sudah mengamati hal ini dalam waktu lama. Mereka tidak dapat tampil seperti sediakala. Ini mempengaruhi karir dan menghancurkan mereka," katanya. 

Akibatnya ialah bukan saja menghancurkan si atlet tetapi juga cabang olahraga bersangkutan. Pada penonton merasa dikhianati karena tidak percaya pada hasil pertandingan dan akhirnya keinginan untuk menyaksikan pertandingan akan berkurang.

"Semua atlet takut dengan masalah ini. Karena mereka tidak tahu kapan hal itu terjadi karena kapan pun bisa saja terjadi," kata Franseze.

"Di negeri ini kita mengetahui banyak insiden terjadi dalam olahraga, termasuk skandal doping dalam bisbol. Mereka dapat mengatasinya, tetapi mereka tidak dapat mengatasi judi besar," katanya.

"Sekali penonton mengetahui pertandingan sudah diatur, maka lupakahlah olahraga itu. Setiap atlet profesionl sebenarnya sudah mengetahui hal itu," katanya.(*)

 
 
 

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009