Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah maskapai penerbangan menurunkan tarif fuel surcharge (komponen biaya bahan bakar yang dibebankan kepada penumpang) setelah PT Pertamina menurunkan harga jual avtur hingga 9,5 persen per 15 Januari 2009.

Juru Bicara Mandala Airlines, Trisia Megawati, Senin menjelaskan, Mandala telah menurunkan tarif fuel surcharge untuk satu jam penerbangan menjadi Rp170.000, Rp210.000 untuk dua jam terbang, dan farif di atas dua jam terbang menjadi Rp245.000.

Turunnya fuel surcharge ini, Mandala mengharapkan dapat meningkatkan jumlah penumpang di Mandala. Mandala juga menjanjikan akan memberikan promosi istimewa dengan menawarkan penerbangan bebas fuel surcharge pesawat baru Airbus A320 yang berkapasitas 180 penumpang dan A319 yang berkapasitas 144 penumpang.

"Penggunaan satu jenis pesawat ini sengaja kami tawarkan ke masyarakat, agar mereka dapat menikmati pelayanan Mandala dengan harga yang kompetitif di Indonesia. Apalagi memakai satu jenis pesawat yakni jenis airbus dapat membuat biaya operasional yang kami tanggung semakin efisien," jelasnya.

Selama 18 bulan terakhir, Mandala telah memberikan layanan yang merujuk pada standar operasional internasional untuk keselamatan penerbangan, ketepatan waktu (on-time) dengan menggunakan pesawat airbus yang dirawat Singapore Airlines Engineering Company (SIAEC).

"Untuk peningkatan pelayanan kepada penumpang Mandala, kami telah merestrukturisasi maskapai ini di seluruh aspek bisnis yang berkaitan dengan operasional dan komersial," kata dia.

Secara terpisah, Senior General Manager Indonesia Timur Garuda Indonesia, Suranto, menerangkan, sampai hari ini kami masih mengevaluasi berapa besaran fuel surcharge ideal yang akan diberlakukan Garuda Indonesia.

Menurut dia, Pertamina telah menurunkan harga jual avtur hingga 9,5 persen, sehingga kini harga avtur di Bandara Juanda Surabaya menjadi Rp5.687 per liter dan diikuti penurunan tarif fuel surcharge sejumlah maskapai.

Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, menyatakan, sejak penurunan harga jual avtur per 15 Januari 2009, Lion Air telah menurunkan fuel surcharge rata-rata sekitar 9 persen untuk semua rute.

"Biasanya, besaran penurunan fuel surcharge disesuaikan lama penerbangan. Tetapi, saat ini besaran rata-ratanya hampir sama dengan persentase penurunan harga avtur," katanya.

Ia menerangkan, manajemen Lion Air selalu mengikuti perkembangan harga avtur yang menjadi salah satu komponen utama biaya operasi pesawat. Pihaknya akan memberitahukan penurunan fuel surcharge itu ke Direktorat Angkutan Udara Departemen Perhubungan.

"Kami memiliki bagian tersendiri yang menginformasikan penurunan fuel surcharge tersebut ke regulator," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009