Jenewa (ANTARA News/AFP) - Uni Eropa pada Senin mengeritik China selama peninjauan kembali Organisasi Perdagangan Dunia atas kebijakan perdagangan Beijing, mengeluhkan bahwa mereka tetap agak buram.

"Masih ada kekurangan transparansi penting dalam rezim perdagangan China," kepala delegasi Uni Eropa John Clarke mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun China mengulangi komitmen untuk terus membuka dan reformasi -- kami menemukan kata reformasi hampir sekitar 30 kali dalam laporan pemerintah China -- kami yakin ini bukan karekteristik semestinya situasi sekarang di China," kata dia.

"Bahkan, perusahaan kami telah melaporkan memburuknya iklim usaha," utusan Uni Eropa menambahkan dalam laporan yang dibacakan pada pertemuan tertutup WTO tentang kebijakan perdagangan China.

Menyoroti isu-isu transparansi, Clarke mencatat bahwa China hanya menjawab tahun ini untuk pertanyaan Uni Eropa yang telah diajukan selama pemeriksaan kebijakan perdagangan terakhir pada WTO dua tahun lalu.

"China mengabaikan beberapa pertanyaan kami selama TPR terakhir (review kebijakan perdagangan) pada 2008, dan penyerahan balasannya dua tahun kemudian ... tentu disesalkan.

"Ini merupakan masalah sistemik yang serius," tambahnya.

Clarke juga menyoroti regulasi perdagangan Beijing, seperti skema sertifikasi bagi eksportir asing yang digambarkan sebagai "hambatan besar ... karena kompleksitas, biaya dan prosedurnya panjang."

Selain itu, ia mengkritik penegakan perlindungan hak kekayaan intelektual China, mengatakan bahwa kontrol yang lebih efektif dan penuntutan pidana diperlukan.

"Meskipun berbagai reformasi berani dilakukan dalam jangka-sampai, dan selama tahun pertama setelah aksesi WTO China, tingkat campur tangan negara dalam ekonomi masih terlihat dan kurang kompatibel dengan tingkat pembangunan ekonomi China," kata Clarke.

Pejabat China belum mengedarkan pernyataan pertemuan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010