Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi melemah sebesar 45 poin, karena pelaku pasar melakukan aksi lepas rupiah, setelah hari sebelumnya menguat hingga mendekati angka Rp9.100 per dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot menjadi Rp9.210-Rp9.220 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165-Rp9.175.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar melepas rupiah untuk mencari untung, setelah hari sebelumnya menguat.

Namun aksi lepas rupiah itu relatif masih kecil dibanding kenaikan rupiah pada hari sebelumnya yang naik rata-rata 100 poin, katanya.

Hal ini, menurut dia, karena pelaku masih menahan diri untuk melepas rupiah lebih lanjut, mereka masih ingin mengetahui lebih jauh pernyataan Indeks Stanley Morgan -- sebuah bank investasi dan broker retail di Amerika Serikat bahwa Indonesia lima tahun kedepana akan tumbuh rata-rata 60 persen.

Pelaku ingin melihat apakah pernyataan itu memang betul kalau melihat kinerja makro ekonomi Indonesia yang terus tumbuh, katanya.

Menurut dia, koreksi harga terhadap rupiah saat ini, karena pasar saham di Eropa maupun Amerika Serikat cenderung melemah.

Karena itu pelaku pasar khususnya asing hati-hati untuk masuk pasar, mereka menunggu kelanjutan isu positif yang berasal dari Stanley Morgan, ucapnya.

Rully Nova mengatakan, pasar uang dan pasar saham di Indonesia kemungkinan akan masih diburu pelaku pasar, karena pelaku asing masih melihat pertumbuhan ekonomi nasional tetap tumbuh lebih baik ketimbang negara lain.

Mereka (pelaku asing) diperkirakan akan tetap menginvestasikan dananya di pasar domestik yang memberikan keuntungan lebih baik dari pasar lainnya, ucapnya.

Karena itu, lanjut itu peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada, namun banyaknya hambatan yang terjadi saat ini menghapus peluang tersebut.

"Kami optimis rupiah masih memiliki peluang untuk naik lagi, namun sulit dipastikan kapan kenaikan itu akan terjadi lagi," katanya.(CS/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010