Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VII DPR Ahmad Farial mengingatkan pemerintah agar lebih selektif menentukan perusahaan tabung gas yang akan menjadi rekanan pendistribusian elpiji demi keselamatan konsumen dari kebocoran ataupun ledakan tabung gas.

"Belakangan ini sering terjadi musibah menimpa konsumen, terutama ibu-ibu rumah-tangga dan pedagang kecil akibat ledakan tabung gas. Karena itu saya ingatkan BUMN dan dan Pertamina untuk selektif menentukan perusahaan tabung gas yang akan menjadi rekanannya untuk mendistribusikan elpiji," ujar Farial di Gedung DPR Jakarta, Rabu.

Farial juga mengingatkan BUMN agar jangan hanya mengutamakan keuntungan dengan membeli tabung-tabung gas yang berkualitas rendah. "BUMN dan pertamina harus mengutamakan kualitas demi keselamatan konsumen, terutama untuk ukuran tiga dan 12 kg. Lebih baik mahal sedikit asal kualitasnya terjamin," tegasnya.

Menurut politisi PPP itu, kalau telah terjadi musibah dimasyarakat, maka yang jelek adalah pemerintah karena pemerintah divonis tidak bisa menjamin keselamatan konsumen.

"Padahal yang paling bertanggungjawab adalah perusahaan tabung gas itu," katanya.

Untuk itu, dia menambahkan, Pertamina dan stasiun pengisian bahan bakar gas (elpiji) harus ketat memeriksa kembali tabung-tabung gas yang dipesan kepada perusahaan itu. Apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan Pertamina atau tidak.

"Pertamina bisa meminta batuan kepolisian pemeriksaan standar kualitas tabung gas itu, juga mengawasi pengisian dan penjualannya agar tidak terjadi lagi kenakalan agen-agen yang memindahkan elpiji dari tabung ukuran tiga kilogram ke tabung ukuran 12 kiligram untuk mengambil keuntungan," tuturnya.

Selain itu, Pertamina harus memberikan penjelasan kepada konsumen tentang tabung gas standar Pertamina agar konsumen dapat menolak jika tabung gas yang dipesan tidak sesuai dengan standar tersebut.

"Untuk lebih amannya, ke depan Pertamina perlu menentukan perusahaan swasta khusus untuk produksi tabung gas dengan tujuan keterjaminan kualitas dan tanggungjawab," demikian Farial.(*)

(T.D011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010