Yerusalem (ANTARA News) - Israel hari Minggu melarang prajuritnya pergi ke Turki, di tengah meningkatnya ketegangan terkait dengan serangan mematikan pasukan Israel terhadap sebuah kapal bantuan milik Turki, kata kantor anti-terorisme Israel.

Kantor yang bertanggung jawab kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu mengatakan, larangan tersebut berlaku terutama bagi prajurit cadangan yang merencanakan liburan di Turki, tempat tujuan wisata favorit bagi orang Israel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Israel menyulut amarah dunia ketika pasukannya membunuh sembilan aktivis selama penyerbuan terhadap kapal bantuan pada Senin pagi (31/5). Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an.

Pihak berwenang di negara Yahudi itu pekan lalu mendesak orang Israel membatalkan rencana kunjungan ke Turki, dimana serangkaian demonstrasi anti-Israel dilakukan sejak penyerbuan mematikan itu.

Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Ertugrul Gunay, antara 10.000 dan 20.000 orang ISrael sejak itu membatalkan lawatan ke negara tersebut.

Kekerasan parah dalam penyerbuan menjelang fajar Senin oleh pasukan Israel terjadi di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan menuju Jalur Gaza.

Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Kamis, kantor berita Anatolia mengutip beberapa ahli forensik yang mengatakan, korban tewas dalam serangan Israel itu mencakup delapan orang Turki dan seorang warga negara AS keturunan Turki.
(M014/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010