Bangkalan (ANTARA News) - Aksi mogok yang digelar aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat (AMM), di pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, akhirnya dibubarkan petugas keamanan, karena dikhawatirkan bisa dipolitisir dan bisa mengganggu pelaksanaan Pilgub ulang di wilayah tersebut. Pembubaran paksa itu dilakukan saat mahasiswa kembali akan menggelar orasi menyampaikan tuntutan mereka ke pihak Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kamal. Tiba-tiba rombongan TNI dan satpol PP Bangkalan datang ke lokasi dan memaksa mahasiswa membubarkan diri. "Kami sebenarnya sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan TNI itu. Padahal sejak awal tuntutan kami hanya untuk menurunkan tarif penyeberangan tidak ada kaitannya dengan politik apapun," kata Humas AMM, Betty Wirandini, Selasa sore. Dalam aksi pembubaran oleh tim gabungan TNI dan Satpol PP itu sempat terjadi perang mulut. Mahasiswa akhirnya menggelar dialog dengan pihak ASDP, tapi juga ditolak dengan alasan sama, seperti yang disampaikan TNI dan Satpol PP. Saat ini, lanjut Betty, pihaknya masih menyusun rencana lanjutan untuk menyikapi persoalan tersebut. Rencananya, AMM akan kembali melakukan dilog dengan Pemprov Jawa Timur untuk menyampaikan tuntutannya. "Besok rencananya kami akan menggelar dialog lagi dengan Pemprov terkait tuntutan yang kami lakukan. Yang jelas, kami tidak akan berhenti sampai disini saja. Kami akan tetap berjuang hingga tuntutan penurunan tarif terpenuhi," kata Betty menegaskan. Aksi mogok makan yang dilakukan mahasiswa di pelabuhan Kamal, Bangkalan itu mulai, Jumat (16/1). Aksi mogok dilakukan setelah sebelumnya mahasiswa melakukan aksi demo selama tiga hari berturut, tapi tidak mendapat tanggapan. Baik oleh pemerintah ataupun oleh pihak Pemprov Jatim. Selama aksi mogok makan berlangsung, peserta aksi semuanya pernah mengalami pingsan. Bahkan satu diantara peserta yang 15 orang itu hingga saat sakit dan masih dirawat di puskesmas Kecamatan Kamal, Bangkalan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009