Jakarta (ANTARA News) - Bergulirnya hari saat menapaki pesta bola berlabel Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan selama sebulan penuh bukan tidak mungkin mengusik bahkan merepotkan kebutuhan biologis antara suami dan istri. Nyerempet istilah vulgarnya, boleh jadi urusan ngeseks jadi relatif runyam. Betapa tidak?.

Dengan mengambil jam tayang pukul 19.30 WIB, 21.00 WIB, dan 01.30 WIB, pemirsa televisi atau penikmat nonton bareng di cafe dan hotel bakal menumpahkan selaksa perhatian kepada pesta olahraga terbilang digdaya pada 11 Juni hingga 11 Juli 2010.

Ada rasa deg-degan bercampur penasaran seputar tim mana yang kalah, yang menang, atau yang bermain imbang. Ujung-ujungnya, jam biologis bermesraan antara suami istri pun bergeser lantaran pesta bola 2010. Ucapan mesra seorang suami kepada sang istri, "malam ini dia milikku," tinggal tersaput mimpi dalam rembulan malam. Yang tersisa, aneka imajinasi dari gol demi gol.

Jutaan layar lebar dan jutaan pesawat televisi disambangi bahkan "dicumbu" oleh mereka yang disatroni oleh gol-gol aduhai dari para punggawa 32 tim terbaik di kolong langit. Semesta bola disesaki oleh sorak sorai, hati pemirsa dibuai dan hati penonton dibelai aksi-aksi lapangan penuh decak kagum.

Baik media cetak maupun media elektronik menyajikan data dan fakta seputar festival akbar Pesta Bola 2010 lengkap dengan profil 32 tim, kota dan stadion, persentase peluang, sejarah piala dunia. Dengan menggunakan pesona bahasa gambar dan bujukan suara, seluruh media nasional dan global merayakan makna bahwa sepak bola memuat nilai perjuangan dan nilai penderitaan. Mengapa?

Runutannya, dalam bahasa Yunani, kompetisi atau pertandingan adalah "agon" yang berarti perjuangan sekaligus penderitaan. Dalam olahraga sepak bola pun terpapar pergulatan melawan kelelahan, kepengecutan, kegagalan, pengkhianatan, kekalahan, bahkan kematian.

Yang tinggal dan yang tersisa hanyalah rentang penasaran yang menegangkan, yang merindukan. Bukankah seks memuat rasa penasaran yang menuntut pemenuhan, kerinduan yang mengundang pertemuan dua sejoli yang saling mencintai dan saling membutuhkan ketika mengarungi bahtera kehidupan?

Bukankah hidup berjalan dari situasi penasaran menuju situasi penasaran lainnya seiring waktu berlari? Bukankah manusia diterpa penasaran ketika menanti hasil masakan, ketika menunggu jawaban, ketika menulis dan membaca, ketika bercinta, ketika menanti pujaan hati datang kemudian berucap, "Ini diriku, kini aku hadir untuk dirimu." Dua sejoli dipagut rasa rindu, pipi keduanya keduanya bersemu. Ada rasa mengundang yang menanti keduanya di terminal asmara suatu ketika.

Bukti empirisnya? Survei majalah Reader's Digest menunjukkan bahwa 95 persen penggemar "Der Panzer" lebih memilih untuk menonton pertandingan tim kesayangannya itu ketimbang melakukan hubungan seks bersama pasangannya. Setelah berlangsung laga Piala Dunia justru jumlah angka kelahiran bayi akan melonjak.

Saat Piala Dunia 2006 di Jerman. Ketika itu, Jerman berada di urutan ketiga. Sukses tim nasional Jerman, membawa gejolak emosi bagi penggemarnya yang berujung nafsu seks menggelora. Sembilan bulan setelah piala dunia 2006, jumlah bayi yang lahir justru meningkat. Inilah salah satu pergulatan dunia seks dan dunia gol yang digeluti pesta bola 2010.

Seks juga bergulir di kalangan pemain. Timnas Argentina di bawah asuhan pelatih Diego Maradona membolehkan personelnya untuk ngeseks selama berlangsung turnamen sejagat itu. Ini seturut pertimbangan dokter tim Tango, Donato Villami, yang berbicara kepada Radio Del Plata. Katanya, "Para pemain akan dapat melakukan hubungan seks selama Piala Dunia di Afrika Selatan, tapi dengan pasangan reguler mereka, tanpa minum champagne atau minuman keras lain."

Di mata Villami, seks adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan. "Seks adalah bagian dari kehidupan sosial setiap orang dan bukan masalah sama sekali. Masalah baru muncul jika itu dilakukan berlebihan, bukan dengan pasangan reguler atau selama beberapa jam yang mestinya dimanfaatkan buat istirahat," katanya.

Bahkan, pelatih sekelas Fabio Capello akhirnya membolehkan para pemainnya membawa istri dan pacar mereka yang kondang dengan sebutan WAGS (Wives and Girlfriends) ke Piala Dunia Afsel. Sebelumnya, pelatih "Three Lions" asal Italia itu melarang para pemainnya membawa WAGS ke Afsel.

Ia memercayai anak asuhannya akan tampil lebih harmonis bila memperoleh perlakuan lunak, bahkan mendekati pendekatan lebih manusiawi dengan memperoleh seks secara berkecukupan.

Pada PD 2006, media massa menyoroti para pemain timnas Inggris dengan istri dan pacarnya kelewat bebas dalam menghabiskan waktunya dengan kehidupan seksnya.

"Semangat tim sangat penting. Dengan Lippi kita berbicara tentang Italia saat mereka juara, saat pemain memiliki waktu bebas, pemain berkumpul dengan keluarga mereka. Setiap pertandingan berakhir mereka mengadakan pesta barbeque," kata Capello kepada harian Inggris The Independent.

Panitia lokal PD 2010 mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus HIV/AIDS, mengingat ratusan ribu orang dari berbagai penjuru dunia dipastikan berada di Afsel. Tak kurang dari satu miliar kondom disiapkan menjelang dan selama berlangsungnya PD.

Menurut para ahli kesehatan, akan ada sekitar 40 ribu pekerja seks dari berbagai negara yang ikut masuk ke seluruh pelosok negeri itu untuk memanfaatkan momen membanjirnya suporter guna mencari nafkah sebagai pekerja seks.

Momen seks dan momen gol dalam sinar pesta bola Afsel 2010 dapat dibaca dalam bahasa filsuf Immanuel Kant, bahwa olahraga termasuk sepak bola berada di wilayah "tujuan". Sementara, kerja dan politik berada di wilayah "cara dan saran" yaitu sarana untuk menghasilkan hidup, menjadi kaya, dan mendapat kekuasaan.

Nah, sepak bola mendapat bobot pencerahan bahwa olahraga yang terkenal di kolong langit itu justru berpeluang mengkritik setiap lini kehidupan -termasuk sistem kerja- yang cenderung intelektualistis atau berdasarkan pakem-pakem manajemen kaku tanpa nyawa, cenderung kurang menghargai manusia sebagai pribadi. Sepak bola mendekonstruksi "nilai guna".

Ketika bicara soal seks, gol dan pesta bola, maka mosaik pencerahan meletak kepada penegasan bahwa mereka (suami plus istri) sama dalam perbedaan, dan berbeda dalam kesamaan. Pergulatan di lapangan kehidupan menyasar kepada keberlangsungan tanpa akhir. Ini makna dari "Yang Baik" dari laga bola Piala Dunia 2010.
(A024/B010)

Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010