Semarang (ANTARA News) - Tim Cangkok Hati Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang menyatakan penyebab meninggalnya Safiya Nur Rahma Solehah (13 bulan), balita penderita kelainan hati asal Bandung karena gagal nafas.

Anggota tim cangkok hati RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Hartantyo di Semarang, Rabu mengatakan Safiya mengalami gagal nafas, ditambah infeksi yang disebabkan bakteri yang memperburuk kondisinya dan akhirnya meninggal dunia.

Menurut dia, bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut sama dengan yang dialami mendiang Bilqis Anindya Passa, namun tingkat infeksi tidak separah yang diderita balita yang meninggal pada 10 April 2010 tersebut.

Safiya adalah putri pertama pasangan Rahmat Solehuddin (26) dan Ela Nur Laila (25) warga Jalan Jurang RT 09 RW 05 Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung yang dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang.

Safiya akhirnya meninggal dunia pada Selasa (8/6) sekitar pukul 20.45 WIB di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP dr. Kariadi, sebelumnya ia dirawat di Bangsal Anak sejak tiba di RS itu pada 28 April lalu.

Namun, Hartantyo enggan menyebutkan secara rinci penyebab meninggalnya Safiya. Konferensi pers dengan pihak RSUP dr. Kariadi terkait meninggalnya Safiya yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (9/6) juga batal dilaksanakan.

Kepala Humas, Hukum, dan Pemasaran RSUP dr. Kariadi Semarang, M. Alfan saat dikonfirmasi mengatakan pembatalan konferensi itu dilakukan karena sejumlah anggota tim cangkok hati berhalangan hadir.

"Konferensi pers terkait meninggalnya Safiya semula memang direncanakan pada Rabu (9/6), namun akhirnya dibatalkan karena sejumlah tim cangkok hati yang menangani Safiya berhalangan hadir," kata Alfan.

Selain Safiya, RSUP dr. Kariadi Semarang saat ini tengah menangani dua pasien kelainan hati lain, yakni Melati (Imel) dari Belawan, Medan dan Putri Gracia Sambiran (7) dari Minahasa.

Dua pasien tersebut saat ini masih menjalani pengobatan secara rawat jalan, termasuk Imel yang harus menjalani terapi bernama "cryoablation therapy" secara berkala untuk mengatasi pembengkakan kedua lututnya.

Putri pasangan Yuli Afrizal (39) dan Meirika (32) tersebut diupayakan menjalani operasi cangkok hati, namun kepastiannya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah dan kromosom yang dikirim ke Singapura tiba.(*)
(U.KR-ZLS/J006/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010