New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah naik untuk ketiga hari berturut-turut di New York pada Kamis, didorong oleh data ekspor China yang kuat dan optimisme prospek permintaan energi dari Badan Energi Internasional.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, ditutup pada 75,48 dolar per barel, atau naik 1,10 dolar dari posisi Rabu.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli bertambah 1,02 dolar menjadi menetap pada 75,29 dolar per barel.

"Ini didorong oleh berita dari China yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam ekspor China, sehingga orang merasa hal itu akan menyebabkan peningkatan permintaan untuk minyak, "kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

China, Kamis mengatakan, surplus perdagangannya melonjak pada Mei di tengah kuatnya permintaan asing yang mendorong ekspor naik 48,5 persen dari setahun yang lalu.

Angka perdagangan itu membantu meringankan kekhawatiran bahwa krisis utang zona euro akan membebani ekonomi terbesar ketiga dan konsumen energi terbesar kedua di dunia, yang dilihat sebagai mesin utama permintaan minyak dunia.

"Sudah pasti bahwa data kuat China, melemahnya dolar AS dan komentar (Ketua Federal Reserve AS Ben) Bernanke kemarin tentang sebuah nada cerah bagi ekonomi AS akan terus mendominasi pasar," kata analis Sucden Myrto Sokou.

"Ini (faktor) diharapkan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong harga minyak mentah naik."

Prospek permintaan minyak mendapat dorongan dari laporan bulanan pasar minyak terbaru Badan Energi Internasional (IEA).

IEA menaikkan perkiraan permintaan global sebesar 60.000 barel per hari menjadi 86,4 juta barel per hari tahun ini, mengatakan data awal pada kegiatan ekonomi di negara-negara maju lebih kuat dari yang diperkirakan.

"Ini akan menjadi rekor permintaan minyak dunia. Data permintaan mereka keseluruhan telah banyak mempercantik stabilitas selama beberapa bulan terakhir, menunjukkan perbaikan ... ditafsirkan sebagai bullish," kata Lipow.

Di pasar mata uang, iklim ekonomi makro yang tampak lebih cerah mendorong investor untuk berusaha keluar dari "safe haven" dolar ke mata uang yang lebih berisiko, seperti euro.

Mata uang tunggal Eropa, yang telah terpukul dalam beberapa minggu terakhir karena ketakutan atas kesehatan keuangan zona euro yang dibebani utang, naik menjadi 1,2108 dolar dari 1,1975 pada Rabu.

Sebuah dollar yang lemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah, membantu untuk meningkatkan permintaan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010