Mamuju (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Suhardi Duka. memprihatinkan prilaku sejumlah dokter RSUD Kabupaten yang dinilainya telah "berpolitik" dalam melayani pasien.

"Sungguh saya sangat prihatin melihat kondisi paramedis di RSUD Mamuju yang seharusnya bekerja atas dasar kemanusiaan namun bersikap politis dalam melayani pasien," katanya di Mamuju, Minggu.

Menurutnya, dibalik aksi mogok para dokter RSUD Kabupaten Mamuju beberapa waktu lalu tersirat sebuah kepentingan politis menjelang pilkada.

Ia mengatakan, ada oknum dokter yang berusaha merusak citra pemerintah dengan menggelar aksi mogok tenaga medis di RSUD Mamuju dengan tidak mau melayani pasien sehingga mengakibatkan pasien terlantar di RSUD Mamuju.

"Oknum dokter SHI yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Mamuju menurut kami melakukan upaya yang mendiskreditkan pemerintah seakan-akan tidak perduli kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di RSUD Mamuju dengan tidak melayani pasien di rumah sakit," katanya.

Tindakan itu, klaimnya, membuat masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap pelayanan medis RSUD Mamuju.

"Kami anggap aksi tersebut politis, karena kalau aksi tenaga medis di RSUD Mamuju murni hanya untuk menuntut tunjangan medis dibayarkan, kenapa setelah dibayarkan Juni ini mereka paramedis tetap tidak melayani pasien," katanya.

Dia meminta masalah di RSUD Mamuju menjadi perhatian tenaga medis tanah air serta IDI pusat, karena kalau dibiarkan, dokter akan keluar dari tugas dan tanggung jawabnya dalam melayani masyarakat.

"Seharusnya politik tidak dibawa bawa dipersoalan rumah sakit, politik harus dikesampingkan dulu, tenaga medis harus bekerja atas dasar kemanusiaan sesuai dengan sumpah jabatannya, jangan karena adanya kepentingan politik, lalu melakukan aksi mogok," katanya. (*)

KR-MFH/F003

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010