Nairobi (ANTARA News) - Presiden Kenya Mwai Kibaki, Senin, menggelar pertemuan darurat dengan para kepala keamanan menyusul ledakan yang menewaskan lima orang dalam unjuk rasa politik.

Serangan itu, yang juga melukai lebih dari 80 orang, terjadi dalam kampanye menentang usulan undang-undang di Nairobi, yang dijadwalkan diajukan dalam referendum pada 4 Agustus.

"Presiden telah memanggil para kepala keamanan pagi-pagi untuk melakukan rapat, dalam upaya mendalami permasalahan," kata wakil presiden Kalonzo Musyuka kepada wartawan seperti dilaporkan oleh AFP.

"Kami ingin mendalami permasalahan..., kami meminta seluruh warga Kenya tenang di saat polisi menyelidiki permasalahan ini," tambah dia.

Ledakan terjadi pada Minggu malam dalam sebuah aksi unjuk rasa menentang usulan Undang-Undang di taman utama ibukota.

Pertemuan darurat itu dijadwalkan dihadiri oleh presiden, Perdana Menteri Raila Odinga, para menteri pertahanan dan dalam negeri, serta pimpinan militer negara itu.

Pada 4 Agustus, sebuah referendum dijadwalkan dilakukan untuk sebuah Undang-Undang baru, yang merupakan salah satu perubahan utama yang dijanjikan oleh para pemimpin Kenya setelah aksi kekerasan berdarah pasca perselisihan pemilihan umum pada 2007.

Ledakan pada Minggu itu adalah insiden terburuk sejak bentrokan antara polisi dan suku-suku yang menewaskan 1.500 orang dan ratusan ribu yang lain mengungsi serta merusak citra Kenya sebagai salah satu negara paling stabil di kawasan.

Referendum itu juga dilakukan untuk mendukung pemilihan umum presiden mendatang, yang dijadwalkan pada 2012.

(Uu.SYS/G003/B002/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010