Pengamatan di lokasi, material longsor itu telah memutus seluruh jalur ke enam desa, yaitu Desa Penindaian, Tenang Waras, Tangga Raksa, Talang Barsan, Babatan, dan Pulau Panggung.
Longsor tersebut masih sulit diatasi, menunggu alat berat, karena dipenuhi timbunan material longsoran, selain berupa lumpur juga terdapat batu gunung.
"Memang sebelum terjadi longsor lebih dulu hujan deras, sehingga membuat daerah yang kebanyakan merupakan perbukitan itu labil mudah sekali ambrol. Semua badan jalan tertimbun longsor sepanjang 50 meter di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Semendo Datar Ilir, Kabupaten Muaraenim ini," kata Arumen, waga setempat.
Dia mengatakan, longsor yang terjadi cukup besar sehingga menutupi hampir sebagian besar badan jalan dengan lebar sekitar empat meter tersebut.
Kondisi itu mengakibatkan arus kendaraan dari berbagai arah tidak bisa melewati jalan itu dan enam desa terisolasi.
"Sulit dilakukan pemindahan longsoran dengan material batu jika tidak menggunakan alat berat, kalau pun bisa hanya dapat memindahkan sebagian agar dapat dilalui kendaraan sepeda motor," kata dia lagi.
Dipastikan, kalau tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin akan menimbulkan dampak cukup besar bagi masyarakat di daerah tersebut, termasuk mengakibatkan kenaikan harga sembako.
"Memang memasuki musim hujan sering terjadi longsor di sini, meskipun kapasitas kecil tapi untuk saat ini yang terparah bukan hanya membuat enam darah terisolir, tapi juga mengakibatkan jalur Pulang Panggung dengan lima daerah lainnya putus total," kata dia lagi.
Diperkirakan dengan kondisi seperti itu, dibutuhkan waktu beberapa hari untuk memindahkan longsoran dari badan jalan tersebut. Apalagi alat berat yang dikerahkan hanya satu, dengan kondisi cuaca juga kurang mendukung.
Wakil Bupati Muaraenim, Nurul Aman, mengaku sudah meminta Dinas PU setempat agar segera terjun ke lokasi kejadian termasuk segera mengerahkan alat berat untuk menormalkan kembali kondisi arus lalu lintas di daerah yang longsor itu.
(L.U005*B014/S026)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010
