Jakarta (ANTARA News) - Penandatanganan kontrak pasokan gas alam cair (LNG) dari Kilang Bontang, Kaltim sebanyak 11,75 juta ton selama 10 tahun ke terminal penerima terapung di Teluk Jakarta ditargetkan pada akhir Juni 2010.

Menteri ESDM Darwin Saleh saat rapat kerja gabungan Komisi IV, VI, dan VII DPR dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Rabu mengatakan, pembangunan terminal penerima LNG merupakan salah satu upaya mengatasi kendala pemenuhan pasokan gas ke pasar dalam negeri.

"Kami akan bekerja keras mewujudkan terminal LNG," katanya.

Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji mengatakan, pihaknya akan mendapat pasokan gas sebesar 400 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari terminal LNG di Teluk Jakarta.

Sebanyak 150 MMSCFD dari total 400 MMSCFD akan masuk dalam tahap pertama.

Gas sebanyak 400 MMSCFD akan memenuhi seluruh kebutuhan pembangkit milik PLN yakni PLTGU Muara Karang dan PLTFGU Tanjung Priok dengan kapasitas total 3.380 MW.

Saat ini, kedua pembangkit baru mendapat pasokan gas sebesar 150 MMSCFD yang berasal dari PT Pertamina 120 MMSCFD dan PT PGN 30 MMSCFD.

PLN akan membeli gas dari terminal di Jakarta sebesar 8,5-9 dolar AS per MMBTU.

Selain di Teluk Jakarta, PLN juga akan mendapat pasokan gas sebanyak 150 MMSCFD dari terminal gas yang direncanakan dibangun di Medan, Sumut guna memenuhi kebutuhan PLTGU Belawan.

Pasokan gas ke PLTGU Belawan kini baru sebesar 28 MMSCFD yang berasal dari Lapangan Glagah Kambuna milik Pertamina.

Terminal gas di Teluk Jakarta akan dibangun anak perusahaan patungan Pertamina dan PGN, sedang terminal di Medan dibangun PGN. (K007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010