Washington (ANTARA News) - Menlu AS Hillary Clinton Jumat mengumumkan bahwa AS akan menyumbang 60 juta dolar kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina.

"Sumbangan ini akan memberi pelayanan kritis seperti perawatan kesehatan dan meningkatkan kehidupan 4,7 juta warga Palestina," kata pemimpin diplomat AS itu pada upacara untuk menandai Hari Pengungsi Dunia.

Deplu AS mengatakan, dana itu akan membantu "pembangunan kembali dan rehabilitasi sekolah-sekolah di Jordania, Suriah dan Tepi Barat, program setelah sekolah untuk anak-anak pengungsi di Libanon, dan sistim penyerahan untuk membantu pengungsi menghadapi kekerasan berdasar gender".

Bantuan baru itu menjadikan 95 juta dolar yang telah diberikan tahun ini. Departemen itu mengatakan seluruh sumbangan AS akan meningkat menjadi 225 juta dolar pada Badan Banuan dan Pekejaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada akhir 2010.

Washington menyumbang 267 juta dolar pada UNRWA pada 2009.

Anggaran tahunan UNRWA adalah sekitar 600 juta dolar, tapi badan itu "sekarang ini menghadapi kekurangan 161 juta dolar, termasuk 91 juta dolar untuk pengeluaran inti", kata deplu AS.

Dana itu termasuk gaji untuk guru-guru yang mendidik hampir 500.000 pengungsi Palestina di wilayah tersebut.

Eric Schwarts, pembantu menlu untuk kependudukan, pengungsi dan migrasi, menyuarakan kekhawatiran tentang kurangnya dana tersebut.

"Kami sangat khawatir akan sumber yang tak memadai bagi UNRWA. Mereka sedang mengalami tantangan pembiayaan yang tinggi dan signifikan," katanya.

"Kami akan bekerja ... untuk berupaya, sungguh-sungguh, untuk mendapatkan pemerintah lain yang telah menyatakan kekhawatiran soal nasib pengungsi Palestina agar memberikan bantuan lagi dengan murah hati," ia menambahkan.

Hillary Clinton menyatakan AS jelas sekali merupakan penyumbang bantuan terbesar dunia pada pengungsi, dengan 1,74 miliar dolar yang dikeluarkan pada 2009.

Ia mengatakan, pengungsi merupakan "simbul semua tantangan yang kita hadapi". AS telah menyambut sekitar 2,5 juta juta pengungsi sejak 1980.(S008/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010