Pontianak (ANTARA News) - Kementerian Kehutanan terus mengembangkan prospek bioenergi yang berbasis tanaman hutan mengingat biomassa akan menjadi sumber daya primer yang dominan di masa mendatang.

"Dari 50 jenis tanaman yang dapat menghasilkan biofuel, 25 di antaranya tanaman pangan," kata Ir Sofwan Bustami dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan saat dihubungi di Pontianak, Minggu.

Ia menambahkan, dari 25 jenis tanaman bukan pangan, lebih dari 10 merupakan tanaman hutan.

Tanaman hutan yang cukup potensial untuk biofuel di antaranya Nyamplung (Calophylium inophylium), Malapari (Pongamia pinnata) dan kemiri sunan (Aleurites trisperma).

Penelitian yang sudah cukup lengkap untuk tanaman Nyamplung. Tanaman itu mempunyai rendemen minyak cukup tinggi antara 40 persen - 70 persen dan rendemen biodiesel sekitar 20 persen - 30 persen.

Menurut dia, untuk mendapatkan varietas produksi biji tinggi tahun ini telah dibuat lokasi percontohan di Taman Nasional Ujung Kulon Banten.

Pemerintah sendiri telah menargetkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 memberi kontribusi cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Biomassa merupakan bahan organik atau biologis hidup/baru mati, berumur relatif muda dari tumbuhan/hewan, produk atau limbah industri budidaya.

Sedangkan bioenergi adalah energi yang dibangkitkan yang berasal dari biomassa.

Biaya produksi satu kilo Watt Hours menggunakan biomassa Rp180.

Potensi biomassa sebagai sumber energi listrik di Indonesia sekitar 50 Giga Watt Hours.
(T.T011/Z002/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010