Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan segera membuka tender untuk pengoperasian tol Akses Tanjung Priok untuk seksi E1 sepanjang 3,4 kilometer.

"Saat ini, proses tender (pembangunan)-nya masih diselesaikan oleh Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum," kata Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum, Ahmad Gani, menjawab pers di Jakarta, Senin.

Gani menegaskan, secara regulasi, tol tersebut juga harus ditender, meski tender permanennya setelah proyek tol Akses Priok selesai seluruhnya sepanjang 12 kilometer.

Saat ini, lanjutnya, BPJT masih menunggu hasil kajian Bina Marga, terkait dengan tol Akses Priok tersebut.

"Saat ini, kita belum tahu, masih di Bina Marga," katanya.

Yang jelas, kata dia, pemerintah intinya akan menenderkan semua proyek yang dikerjakan oleh Kementrian PU.

Saat ini, BPJT bersama Bina Marga akan membahas bersama solusi untuk penyelesaian dari Tol Akses tersebut karena investasi tol ini juga terkait kerjasama dengan pemerintah (Pemda ) DKI Jakarta dalam hal pembebasan lahan.

Saat ini, progres pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Seksi E-1 dari Rorortan-Cilincing sepanjang 3,4 kilmeter saat ini telah mencapai 96 persen.

Ditargetkan, jalan tol ini dapat selesai sesuai jadwal pada bulan Juli 2010. "Pekerjaan fisik untuk E-1 sudah mencapai 96 persen lebih, kita harapkan selesai sesuai target," kata Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota, Ditjen Bina Marga, PU, Haris Batubara.

Pembangunan tol yang langsung mengakses ke Pelabuhan Tanjung Priok dibagi menjadi 5 seksi yakni seksi East-1 yang saat ini tengah dikerjakan, seksi East-2 Cilincing-Jampea (4,2 km), seksi West-1 Jampea-Kp. Bahari (2,8 km), seksi West-2 Kp. Bahari-Harbour Toll Road (2,9 km) dan seksi North South Jampea-Kebon Bawang (1,7 km).

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, meminta agar pembangunannya dapat diselesaikan tepat waktu agar peran dari tol Akses Priok ini sangat membantu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama arus barang dari dan ke pelabuhan.

Pembangunan seksi E-1 dimulai sejak Desember 2008 dengan nilai kontrak Rp 722,7 miliar dengan pelaksana PT.Hutama Karya bekerjasama dengan Sumitomo Mitsui Construction Co. Ltd.

Secara keseluruhan, tol Akses Tanjung Priok membutuhkan biaya Rp4,5 triliun yang bersumber dari APBN dan pinjaman luar negeri. Akses Tanjung Priok merupakan jalan tol pertama yang dibangun langsung oleh pemerintah untuk kemudian baru ditenderkan saat pembangunannya selesai.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (persero) Tbk siap menjadi operator jalan tol Akses Tanjung Priok. Karena ruas tol tersebut terkoneksi dengan ruas tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) yang saat ini sudah beroperasi.

"Tentu minat dan kami sudah siap. Kalau pemerintah melakukan tender kami langsung ikut serta. Pasalnya tol Akses Tanjung Priok ini terkoneksi dengan JORR (Jakarta Lingkar Luar)," ungkap Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Frans Setyaki Sunito.

Menurut Frans, Jasa Marga sebagai operator jalan tol sudah siap mengoperasikan tol Akses Priok ini, termasuk juga peralatan di lapangan dan investasinya.

Persoalannya, kata dia, apakah pemerintah akan melakukan tender tol Akses Priok tersebut hanya operasionalnya saja atau sekaligus juga investasinya.

Bila Kementerian PU hanya menenderkan untuk pengoperasian, tentu Jasa Marga hanya mendapatkan fee saja dari tol tersebut, sedangkan bila ditenderkan, hal itu sekaligus investasinya, tentu Jasa Marga akan menghitung kembali seluruh investasinya.

"Kalau hanya mengoperasikan, kami siap. Bbegitupula dengan investasinya, tinggal kita menghitung saja nilai investasinya. Sekarang tinggal pemerintah maunya seperti apa," kata Frans.

Keberadaan tol Akses Tanjung Priok ini sangat signifikan untuk memperlancar arus kendaraan dan barang yang mau masuk menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Apalagi tol ini terkoneksi langsung terhadap JORR yang saat ini dikuasai anak perusahaan PT Jasa Marga.

(T.E008/M012/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010