Kendari (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri Sulawesi Tenggara Sultra menyatakan, rencana kenaikan tarif dasar listrik akan menimbulkan kerugian bagi pengusaha, karena lebih dari 60 persen pengusaha bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.

Ketua DPD Kadin Sultra, Hery Asiku di Kendari, Kamis, mengatakan, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) akan berdampak pada kenaikan sejumlah bahan baku bangunan seperti semen dan besi.

"Akibatnya biaya proyek infrastruktur yang dikerjakan pengusaha Sultra akan melonjak," kata Hery.

Menurut dia, produsen semen berencana menaikkan lagi harga semen, itu berarti anggaran proyek pembangunan infrastruktur dari pemerintah akan melonjak sedangkan anggarannya tidak dapat berubah.

"Jadi dipastikan pengusaha konstruksi akan merugi," ujar Hery.

Hery meminta, perusahaan produsen semen untuk menunda kenaikan harga dan menunggu sampai proyek pemerintah selesai dilaksanakan.

"Mereka kan sudah untung, sehingga masih bisa menunda kenaikan harga. Kalaupun nantinya dipaksakan untuk menaikkan, maka pemerintah harus memikirkan lebih jauh lagi, "katanya.

Harga rumah sehat sederhana di Sultra mencapai Rp60 juta. Harga tersebut, hampir setara dengan harga rumah di kota-kota besar seperti Makassar dan Bahkan di Pulau Jawa.

"Bahan baku perumahan memang lebih tinggi karena semua dipasok dari luar, tetapi kenaikan semen saya rasa tidak berdampak pada biaya produksi karena komponen semen hanya sebagian kecil dari bahan bangunan. Yang mahal seharusnya harga tanah," tambahnya.(A056/H-CS)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010