Surabaya (ANTARA News) - Produsen sepatu akan mengurangi sejumlah biaya nonproduksi sebagai efisiensi terkait kenaikan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata 10 persen mulai Juli mendatang.

"Multiefek kenaikan TDL sangatlah besar," kata Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Cabang Jawa Timur, Sutan RP Siregar di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, kalau salah satu komponen pendukung mengalami kenaikan, dipastikan berpengaruh ke komponen lainnya seperti bahan baku.

"Apalagi, antara 70 persen hingga 80 persen bahan baku industri sepatu didatangkan dari dalam negeri," ujarnya.

Dengan kenaikan TDL tersebut, ia berjanji, para produsen sepatu yang menjadi anggota Aprisindo Jatim tidak akan mengurangi jumlah tenaga kerja mereka.

"Sampai sekarang, keseluruhan tenaga kerja di industri sepatu di provinsi ini mencapai 180 ribu orang. Mereka menyebar ke 64 industri sepatu skala menengah besar dan 1.200 industri sepatu skala kecil," paparnya.

Ia menyebutkan, selama ini komponen biaya listrik dalam industri sepatu hanya menyumbang antara 5 persen hingga 10 persen dari total biaya produksi.

"Di sisi lain, ketergantungan kami terhadap energi listrik mencapai 100 persen untuk mendukung kelangsungan proses produksi," ucapnya.

Namun, ia mengaku, saat TDL naik produsen sepatu tidak langsung menaikkan harga jualnya mengingat kian ketatnya persaingan di industri ini.

"Untuk antisipasi awal kenaikan TDL tersebut, kami akan mengubah jam kerja yang biasanya menjadi patokan operasional para tenaga kerja," katanya.

Selain itu, tambah dia, pihaknya berupaya menghemat pemakaian energi listrik walaupun sebelumnya Aprisindo Jatim sudah membuat pernyataan tidak setuju kenaikan TDL.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010