Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Budi Rahayu (45), seorang pramuwisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tewas diduga karena jatuh dari wahana wisata flying fox di Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat.

"Kejadian persisnya saya tidak tahu, tetapi kemungkinan jatuh karena talinya putus, atau bagaimana saya tidak tahu persis. Saya melihat posisi Pak Budi ketika itu sudah terlentang," kata seorang pemandu wisata Borobudur, Lina Eliyana (24), di Borobudur, Jumat.

Ia mengaku, mendatangi tempat kejadian setelah mengetahui seorang wisatawan mancanegara yang dipandu oleh Budi meminta pertolongan kepada petugas TWCB. Ketika itu Budi membawa rombongan yang terdiri atas empat wisman.

Ia mengaku, melihat korban masih sadar, dikelilingi relatif banyak orang, dan bisa berbicara sebelum kemudian dibawa dengan ambulans meninggalkan tempat itu.

"Ketika itu Pak Budi baru saja shalat Jumat," kata Lina yang mengenal korban sebagai sesama pemandu wisata di Borobudur itu.

Seorang saksi mata yang juga pemandu wisata Borobudur lainnya, Aisah, mengatakan, korban jatuh dari "flying fox" dengan ketinggian sekitar 10 meter.

"Ketika itu dia mencoba `fly fox`, sebelum digunakan tamu yang dipandunya, tetapi kelihatannya talinya putus dan Pak Budi terjatuh," katanya.

Kepala Unit TWCB, Pujo Suwarno, saat di rumah duka menyatakan turut bela sungkawa atas musibah itu.

"Kami ikut berbela sungkawa atas musibah ini, sementara ini kami akan menyelesaikan persoalan yang terkait dengan masalah kekeluargaan hingga pemakamannya. Penjelasan lebih lanjut oleh kantor pusat (di Yogyakarta, red.)," katanya.

Budi yang beristri Suniyah (43) dan memiliki tiga anak yakni Bagus (19), Firman (17), dan Nisya (5) tinggal di Dusun Gendingan, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 200 meter sebelah utara candi itu.

Ia mengatakan, jenazah secepatnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Muntilan, Kabupaten Magelang untuk mendapatkan pertolongan namun korban kemudian meninggal dunia. Sekitar pukul 16.00 WIB, jenazah yang sudah divisum et repertum dibawa dari rumah sakit itu ke rumah duka.

Suasana duka tampak menyelimuti keluarga almarhum dan para pelayat terutama tetangga korban dan kalangan pemandu wisata Borobudur termasuk Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang, Muhammad Taufik.

Jenazah dimakamkan di pekuburan umum desa itu.

Ia mengaku belum mengetahui secara detail mengenai kronologi peristiwa itu.

"Kami masih mengumpulkan informasi secara lengkap atas musibah ini," katanya

Ia mengatakan, wahana wisata yang berada di kompleks taman itu dikelola oleh pihak ketiga, bekerja sama dengan PT TWCB.

"Sekarang operasional `flying fox` itu sudah dihentikan," katanya.

Pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga almarhum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(ANT/S026)


Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010