Canberra (ANTARA News/Reuters) - Kebijakan luar negeri Australia dan ketergantungan strategis dengan Amerika Serikat tidak akan berubah setelah Julia Gillard menggantikan Kevin Rudd sebagai perdana menteri, kata sejumlah analis Jumat.

Gillard telah dilantik sebagai perdana menteri wanita pertama dari Australia, Kamis, setelah Partai Buruh yang berkuasa menjatuhkan Kevin Rudd karena menurunnya dukungan berdasarkan survei sebelum pemilihan pada akhir tahun ini.

PM Australia itu telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat, dan mengatakan kepada wartawan ia akan tetap dengan komitmen pada 60 tahun persekutuan strategis Australia - AS dan akan mempertahankan pasukan Australia di Afghanistan.

"Tidak ada yang akan berubah. Saya tidak melihat ia akan mengubah kebijakan politik," kata Michael McKinley, pakar hubungan internasional National University, Australia, kepada Reuters pada Jumat.

"Ia telah memastikan pihak Amerika bahwa Australia akan patuh seperti pada masa lalu. Dan saya tidak melihat ia mengubah komitmen kita di Afghanistan atau terhadap persekutuan dengan AS," tambahnya.

Kevin Rudd, seorang diplomat yang pandai berbahasa Mandarin, tetap mengontrol ketat atas portfolio kebijakan luar negerinya.

Namun, Julia Gillard akan lebih terfokus pada masalah-masalah dalam negeri sebagaimana ia mencoba membangun ulang dukungan sebelum pemilihan nasional yang dijadwalkan pada Oktober.

Ini berarti Gillard bisa tetap mempertahankan Stephen Smith sebagai menteri luar negeri saat ia mengumumkan kabinet bentukannya, meski ada spekulasi bahwa ia bisa memberikan Rudd jabatan menteri luar negeri sebagai hadiah penghibur akibat turun dari jabatan perdana menteri.

"Bila Rudd menginginkannya, ia bisa mendapatkan jabatan tersebut," kata McKinley seraya menambahkan Rudd bisa lebih memilih untuk tidak turut serta dalam kabinet sampai setelah pemilihan.

Direktur Asia Institute dari Griffith University, Andrew O`Neill, mengatakan akan sulit melihat perubahan dalam hubungan penting Australia di bawah Gillard karena Partai Buruh berkomitmen dengan penguatan regional.

"Tetapi sama sulitnya untuk melihat bagaimana ia bisa mengikuti kemampuan alami dan pengetahuan mendalam mengenai Asia," tulis O`Neil dalam jejaring Lowy Institute, tempat para cendikiawan urusan luar negeri bertukar pandangan, Jumat.

"Kejatuhan Kevin Rudd juga menghilangkan salah satu dari sekutu politis kunci Presiden Barack Obama mengenai Afghanistan, perubahan iklim, dan reformasi ekonomi global. Keduanya telah melakukan hubungan kerja yang akrab, hal yang ideal karena memiliki pemikiran yang sama. Obama akan merindukan saran Rudd mengenai masalah tersebut," katanya.

Analis kebijakan luar negeri Graeme Dobell, dalam sebuah kolom untuk Lowy Institute, mengatakan Gillard akan memberikan sedikit perbedaan dalam hubungan kunci dengan Amerika Serikat.

"Australia memiliki perdana menteri sayap kiri pertama dari partai Buruh, tetapi satu hal yang tidak akan berubah adalah kesetiaan partai Buruh dengan persekutuan AS," kata Dobell dalam jejaring institut tersebut (www.lowyinterpreter.org/).(*)
(Uu.KR-IFB/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010