Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan pesawat tak berawak AS menewaskan enam gerilyawan Minggu di daerah Waziristan Utara, Pakistan, yang menjadi markas Taliban dan Al-Qaeda di perbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat.

Serangan itu dilakukan terhadap bangunan di desa Tabbi Torkhel, sekitar empat kilometer sebelah utara Miranshah, kota utama di kawasan suku tersebut.

"Jumlah kematian meningkat menjadi enam," kata seorang pejabat keamanan.

Seorang pejabat pemerintah daerah mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban tersebut.

Rudal itu menghantam sebuah bangunan dan juga menghancurkan satu kendaraan milik gerilyawan, kata pejabat itu, dengan menambahkan, "Jati-diri militan belum diketahui karena mayat mereka terpotong-potong."

Pihak berwenang setempat mengatakan, belum ada laporan segera mengenai sasaran "bernilai tinggi" diantara korban-korban yang tewas itu.

Serangan itu merupakan yang terakhir dalam gelombang serangan pesawat tak berawak di Waziristan Utara, dimana para komandan Pakistan mendapat tekanan yang meningkat dari AS agar melancarkan ofensif militer.

Lebih dari 900 orang tewas, termasuk sejumlah militan senior, dalam hampir 100 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008. Namun, serangan itu menyulut sentimen anti-Amerika di negara yang berpenduduk muslim itu.

Orang ketiga Al-Qaeda, Sheikh Sa`ad al-Masri, yang juga dikenal sebagai Mustafa Abul al-Yazid, diyakini tewas dalam serangan serupa bulan lalu di Waziristan Utara.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010