Jakarta (ANTARA News) - Sebuah perguruan tinggi bidang kedokteran dari China, Congqing Medical University (CQMU), mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta dan Universitas Hasanuddin Makassar, Sulsel, sekaligus menjajaki kemungkinan kerjasama.

Pertemuan antara President (Rektor) CQMU Prof. Dr. Lie Han dengan jajaran FK UI dan FK Unhas, diadakan seusai China Seminar Education 2010 di Beijing Language & Culture Institute (BLCI) di Mangga Dua Square Jakarta belum lama ini berkaitan Peringatan 60 tahun Hubungan Indonesia-China.

Dalam seminar tersebut, juga ditawarkan kepada para pelajar Indonesia yang ingin mendapatkan beasiswa S1 dan S2 (spesialis) bidang kedokteran barat di CQMU.

Samuel Wiyono MBA, Ketua pertukaran mahasiswa dan Pengajar Beijing Language Culture Institute Indonesia (BLCI) menjelaskan, usai China Education Seminar 2010, rombongan beberapa dokter diantaranya dari Universitas Hasanuddin, Makasar, yang diketuai oleh Prof.Dr.Peter Kabo Phd, MD menemui Rektor CQMU, Prof. Dr. Lei Han di Kantor Beijing Language & Culture Institute di Mangga Dua Square, Jakarta.

“Dalam pertemuan itu dijajaki kemungkinan pengririman dokter ke CQMU untuk mendalami penyembuhan penyakit jantung,” kata Samuel Wiyono, Senin (28/6).

Rombongan CQMU yang dipimpin Prof.Dr. Lei Han, juga berkunjung ke FKUI dan bertemu dengan Prof. Dr. Jenny Bashiruddin,Sekretaris Fakultas dan Dr. Minarma Siagian, MD.MS, International & Public Relations Coordinator.

Selain memperkenalkan CQMU dan menjajaki kerjasama di bidang kedokteran barat serta informasi tentang adaptasi, CQMU sempat mengungkapkan salah satu revolusi dunia kedokteran barat, yaitu HIFU (High Intensify Focus Ultrasonic), alat/sistem yang mampu memotong tumor kanker tanpa operasi “berhasil dikembangkan di salah satu laboratorium CQMU,” jelas Samuel mengenai hasil kunjungan ke FKUI Jakarta beberapa waktu lalu.

Mengundang UI

Selain itu, CQMU, yang memiliki 35 rumah sakit pengajaran termasuk rumah sakit bertaraf international dengan total 8.000 tempat tidur dan jumlah kunjungan pasien rawat jalan rata rata 5,5 juta orang per tahun, mengundang FKUI untuk mengunjungi CQMU baik untuk konferensi ataupun kerjasama riset di bidang kedokteran barat.

“Pihak CQMU sangat antusias untuk bekerja sama dengan UI yang telah berusia lebih dari 100 tahun ini,” jelas Samuel.

Seperti diketahui CQMU, yang memiliki aset lebih dari Rp 7 triliun, merupakan universitas Pemerintah khusus kedokteran barat terkemuka di China . CQMU didirikan pada tahun 1956, sebagai cabang dari Shanghai First Medical College (sekarang Shanghai Medical College Fudan University ).

Perguruan tinggi Pemerintah di bidang kedokteran bertaraf internasional ini berada
di Kota Chongqing yang berpenduduk Municipal berkisar 30 juta jiwa dengan luas municipal 2,3 x luas area Beijing, Tianjin dan Shanghai.

CQMU telah mendapat pengakuan dari Kementrian Pendidikan China (Chinese Ministry Education) dalam menyelenggarakan program Sarjana Kedokteran S1 dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris, serta terdapat didaftar universitas ECFMG USA (Komite Pendidikan Lulusan Kedokteran Luar Negeri Amerika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .

Saat ini CQMU menduduki peringkat ke delapan terbaik Universitas Kedokteran independent dari sekitar 200 universitas kedokteran independen yang ada di China.

Pengertian dari Univeresitas Kedokteran Independet ini adalah Universitas yang seluruh fakultas, department, jurusan termasuk gelarnyanya menawarkan bidang studi kedokteran atau berhubungan dengan dunia kedokteran.

“Jadi bukan hanya sekedar fakultas kedokteran yang merupakan salah satu dari banyak fakultas yang menawarkan berbagai bidang studi dari sebuah universitas,”jelasnya.

Selain bertemu FKUI dan rombongan dari FK Unhas, rombongan dari CQMU, yang dipimpin Prof. Dr. Lie Han, juga mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Katholik Atma Jaya.

Rombongan bertemu dengan Rektor Universitas YARSI Prof. dr. Abdul Salam M. Sofro, PhD., SpKT dan Dekan FK Univ. YARSI Prof. dr. Hj. Qomariyah, MS., PKK., AIFM sedangkan di FK Unika Atma Jaya bertemu Dekan dr. Felicia Kurniawan,M.Kes dan jajaranya.

“Dalam pertemuan itu CQMU memperkenalkan tentang Chongqing dan CQMU serta menjajaki kerja sama dengan kedua fakultas kedokteran Yarsi dan Unika Atmajaya,” jelasnya.

Peluang Kerja


Sebelum meninggalkan Indonesia rombongan CQMU sempat berkunjung ke Konsil Kedokteran Indonesia dan bertemu Sekretaris KKI Dr. Gemala R. Hatta MRA. MKes, yang juga putri dari almarhum Proklamator Muhammad Hatta, dan jajaran KKI lainnya seperti dr Yoga Yuniadi MD, Phd dan drg Afi Savitri Sarsito, Sp,PM. Pihak KKI mengaku sangat bergembira dapat berkenalan dengan pimpinan CQMU tersebut serta sempat memberikan penjelasan mengenai adaptasi.

Seusai pertemuan itu Prof. Dr. Lie Han mengungkapkan saat ini sudah banyak mahasiswa Indonesia yang berlajar di CQMU. Prestasi mereka dibidang akademis umumnya sangat bagus dibandingkan mahasiswa dari negara-negara lain.

“Prestasi mahasiswa Indonesia di CQMU sangat bagus. Mereka pandai dan pekerja keras. Untuk itu, kami memberikan kesempatan kepada pelajar Indonesia lainnya untuk berkuliah dan mendapatkan beasiswa di CQMU. Kami juga memberikan beasiswa bagi para mahasiswa di seluruh dunia,”ujar Lie.

Mengenai peluang kerja bagi dokter-dokter lulusan CQMU, Prof. Lie mengatakan pihaknya pada dasarnya memberikan pendidikan terbaik bagi para mahasiswa yangkuliah di CQMU.

Peluang kerja, tentunya tergantung dari pemerintah masing-masing dari negara asal mahasiswa tersebut, termasuk bagi mahasiswa Indonesia.

“Peluang kerja bagi mereka tentunya tergantung dari pemerintah masing-masing. Sejauh ini, banyak dari lulus CQMU yang mendapat izin kerja di China serta sejumlah negara lainnya. Bahkan ada mahasiswa asal India yang telah lulus ujian untuk mendapatkan ijin praktek dokter di Negara asalnya selagi menyelesaikan tahun terakhirnya di CQMU. Dan banyak pula lulusan kedokteran CQMU yang bekerja
dan memiliki izin praktek di Amerika Serikat,” demikian Samuel.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010