Islamabad (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera pada Senin ketikan ledakan di satu truk menghantam kawasan bisnis di kota Hyderabad, Pakistan selatan, kata polisi.

Menurut polisi, ledakan itu terjadi di satu truk berisi gas cair yang diparkir di satu tempat parkir truk di Halanaka, kawasan pinggiran Halanaka, kota terbesar kedua di provinsi Sindh.

Ledakan itu menghancurkan 10 toko di pinggir jalan, beberapa hotel, dua truk dan satu masjid di dekatnya.

Ledakan juga menghancurkan satu gardu listrik yang mengakibatkan jaringan listrik di kawasan itu terputus.

Kepala Kepolisian Provinsi Sindh, Muhammad Ali Baloch, kepada jaringan televisi Geo mengatakan 18 orang tewas dalam ledakan hebat tersebut.

Perwira polisi regional, Fayyaz Leghari, mengatakan sebab ledakan itu belum diketahui.

Beberapa saksi mata mengatakan gas cair atau bahan kimia dimuat truk tersebut menyebabkan ledakan.

Ledhari mengatakan penyelidikan awal mengindikasikan bahwa ledakan itu tidak terkait terorisme, namun penyelidikan atas sebab-sebab ledakan masih berlangsung.

Gubernur Sindh, Zulfikar Mirza juga menduga bahwa gas cair menyebabkan ledakan tersebut yang diikuti ledakan lainnya.

Kendati demikian, pihak kepolisian tidak menolak kemungkinan ledakan itu dilakukan oleh kelompok garis keras.

Jaringan televisi Geo mengutip seorang perwira kepolisian mengatakan polisi sedang menyelidiki kemungkinan adanya serangan teroris.

Sejumlah ambulans telah dikirim ke tempat kejadian untuk mengangkut para korban ke rumah sakit.

Para dokter mengatakan 10 korban cedera yang berada dalam kondisi kritis sedang dirawat di beberapa rumah sakit di kota itu.

Pasukan paramiliter dan polisi dikerahkan ke kawasan itu dan para ahli penjinak bom sedang mengumpulkan bekas-bekas ledakan untuk mencari tahu sebab-sebab ledakan.

Halanaka merupakan kawasan bisnis yang paling sibuk, tempat sejumlah hotel berada dan para pengunjung biasanya memarkir kendaraan mereka di tempat itu.

(M043/M016/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010