Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqiel Siradj mengatakan pihaknya tidak melarang pengurus organisasi ini ikut pemilihan kepala daerah dengan menjadi salah satu calon.

"Manajemen khittah itu tidak melarang pengurus Nahdlatul Ulama (NU) menjadi fungsionaris partai politik (parpol), atau bahkan menjadi calon presiden, wapres, gubernur, wagub, bupati, wabup, wali kota, dan wawali, juga tidak apa-apa," katanya di Surabaya, Selasa.

Ia mengatakan hal itu saat menghadiri perayaan hari lahir (Harlah) ke-87 NU dengan memotong tumpeng di Gedung Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Jalan Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya.

Tasyakuran yang bertepatan dengan 16 Rajab 1431 Hijriah itu dihadiri Rais Syuriah PWNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais KH Agus Ali Masyhuri, Ketua PWNU KH Mutawakkil Alallah, dan Ketua Lakpesdam PWNU Prof Kacung Marijan.

Menurut Said Aqiel, pengurus NU yang menjadi fungsionaris parpol, dalam manajemen khittah tidak boleh rangkap jabatan dengan kepengurusan di NU.

"Kalau menjadi calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) juga boleh, tetapi manajemen khittah melarang ketua umum (ketua) dan rais aam (rais syuriah) untuk mencalonkan. Kalau ketua dan rais syuriah tetap mencalonkan diri, maka dia harus mundur dari kepengurusan NU," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, PBNU telah menyurati Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Jember yang mencalonkan diri dalam Pilkada Jember dengan meminta untuk memilih NU atau pilkada.

"Beliau memilih untuk tetap mencalonkan diri dalam pilkada, karena itu beliau harus mundur, tetapi kita tetap mendoakan supaya berhasil dalam pilkada itu," katanya.



Islah PKB

Di sela peringatan harlah NU yang juga ditandai dengan peresmian "NT-mart" (Nahdlatut Tujjar) dan pemberian santunan kepada 50 anak yatim itu, Said Aqiel mengatakan senang dengan adanya "islah" (rujuk/rekonsiliasi) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Semuanya merasa sadar akan bahaya, karena itu mereka dari PKB Ancol dan Parung ingin menyatu untuk mengantisipasi Pemilu 2014, tetapi PBNU tidak melakukan intervensi, melainkan kami hanya mendukung dengan menyediakan tempat," katanya.

Menurut dia, pihaknya berpesan kepada PKB yang ingin menyatu itu untuk segera melaksanakan muktamar supaya rekonsiliasi terwujud, sekaligus memutuskan program guna menyongsong Pemilu 2014.

"Saya hanya berpesan bahwa PKB adalah warisan Gus Dur, oleh karena itu dalam muktamar jangan sampai meninggalkan keluarga Gus Dur dan jangan saling gusur, karena islah akan terwujud tanpa saling gusur atau saling geser," katanya.

Ia mengingatkan warga NU tersebar di semua parpol, dan oleh karena itu kekompakan semua jajaran PKB akan dapat menarik warga NU untuk mendukung PKB kembali.

"Warga NU itu ada di mana-mana, tetapi pintar-pintarnya mereka untuk menarik warga NU supaya mendukung," katanya, dalam acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi itu.(*)

(T.E011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010