London (ANTARA News/Reuters) - Koalisi Inggris baru akan mencari cara untuk meningkatkan pengaruh pada Uni Eropa (UE), kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, William Hague, pada Kamis, menepis banyak harapan mengenai pemerintah baru untuk mengambil sikap euroskeptis atau oposisi terhadap proses integrasi Eropa.

William Hague merupakan mantan pemimpin dari partai konservatif sayap tengah-kanan, yang telah menjanjikan sebelum pemilihan umum Inggris pada Mei lalu untuk mencoba merebut kembali pengaruh dari Brussels.

Tetapi, kaum Konservatif gagal memenangkan pemilihan secara menyeluruh dan memaksa untuk membentuk koalisi dengan partai Liberal Demokrat, yang pro-Eropa.

Beberapa kebijakan berat milik Konservatif di Eropa -- seperti janji untuk meraih pengaruh kembali -- telah disingkirkan walau koalisi tersebut tetap berkomitmen untuk melakukan referendum sebelum ada pengaruh dibagikan ke Brussels.

Dalam kutipan yang diterbitkan sebelum pidato besarnya sebagai menteri, Hague menyampaikan bahwa pengaruh Inggris di Eropa telah menyusut selama 13 tahun terakhir saat berada di bawah pemerintah Partai Buruh.

"Menakjubkan bagi kita karena pemerintah terdahulu telah gagal untuk lebih mengusahakan pengaruh Inggris di UE," katanya saat pidato yang akan ia lakukan di Kementerian Luar Negeri Inggris pada Kamis nanti.

"Mereka telah mengabaikan untuk jumlah cukup untuk pejabat Inggris memasuki sejumlah institusi UE, dan sekarang kita menghadapi satu celah generasi untuk mengembangkan posisi Inggris di beberapa bagian di UE," katanya.

Jumlah pejabat Inggris pada tingkatan direktur dalam Komisi eksekutif UE telah menurun hingga sepertiga semenjak 2007 dan Inggris kebanyakan diwakilkan oleh pejabat tingkat rendah, katanya.

"Kami bertekad untuk memperbaiki situasi ini," katanya.

Hague, seperti umumnya anggota Konservatif senior, termasuk seorang euroskeptik, tetapi pemerintah baru tersebut menunjukkan kesiapan untuk bekerja secara konstruktif dengan UE.

Beberapa komentator mengatakan koalisi sudah cukup mendapat beban melalui pemotongan sejumlah pengeluaran supaya bisa bertahan dalam defisit anggaran tanpa harus berargumen dengan Brussels.

Reputasi Partai Buruh telah digelapkan dengan peperangan di Irak dan Afghanistan. Inggris mengirim pasukannya ke kedua negara tersebut, dan masih menempatkan 9.500 tentara untuk melawan pemberontak Taliban di Afghanistan.

Hague mengatakan kebijakan luar negeri hasil kesepakatan koalisi akan memperlebar jangkauan dan pengaruh global Inggris dan penggunaan diplomasi untuk mengamankan kesejahteraan Inggris.

Ia mengatakan, saat dibawah kekuasaan Partai Buruh, pendekatan Inggris saat membangun hubungan dengan sejumlah negara yang sedang menjadi sorotan dunia secara tidak sempurna. Pemerintah koalisi Inggris mengatakan mereka menginginkan hubungan lebih kuar dengan China dan India, negara dengan ekonomi yang meningkat pesat.
(Uu.KR-IFB/H-AK/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010