Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, meyakini tingkat kebocoran listrik bisa ditekan menjadi 8-9 persen sebagai dampak dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).

"Dengan kenaikan TDL kami harapkan PLN bisa menurunkan kebocoran dari sebelumnya 11-12 persen," kata Mustafa usai menjadi pembicara kunci pada "Workshop Modul Wirausaha Mandiri 2010", di Jakarta, Kamis.

Dengan kenaikan TDL, Mustafa juga berharap PLN dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Mulai 1 Juli 2010, pemerintah memutuskan menaikkan TDL rata-rata 10 persen.

Kenaikan TDL itu, sesuai Pasal 8 UU No.2 Tahun 2010, alokasi anggaran subsidi listrik ditetapkan Rp55,1 triliun dengan asumsi TDL dinaikkan rata-rata 10 persen mulai 1 Juli 2010 untuk menutupi kekurangan subsidi Rp4,8 triliun.

Menurut Mustafa, selain meningkatkan kinerja dan layanan, yang penting dari keputusan kenaikan TDL tersebut adalah dapat meringankan beban APBN.

"Beban APBN terlalu berat, dengan kenaikan TDL subsidi akan lebih ringan," tegasnya.

Ia juga mengharapkan, kenaikan TDL tidak memberi dampak terhadap pelanggan kecil pengguna daya 450-900 watt.

"Jadi dampak kenaikan itu harus dilihat secara proporsional komponen listrik dalam suatu usaha sama dengan komponen biaya," katanya.

Karena itu ia mengutarakan, pemerintah tetap berharap bahwa kenaikan TDL tidak akan melumpuhkan dunia usaha.

"Ada sebagian biaya yang bisa digeser pada harga konsumen, ada sebagian kita harapkn kenaikan ini memicu atau memperkuat efisiensi dari usaha," ujarnya.
(T.R017/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010