Denpasar (ANTARA News) - Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali menekankan pelestarian seni budaya dari terpaan pengaruh asing, khususnya yang dibawa wisatawan mancanegara saat berlibur di Pulau Dewata.

"Selagi generasi muda kita tertarik mempelajari tabuh, tari dan aspek seni budaya lainnya, dampak negatif dari pengaruh budaya luar tidak perlu dikhawatirkan," kata I Gede Ardika yang pernah menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata di Denpasar, Sabtu.

Oleh sebab itu, Pesta Kesenian Bali (PKB) yang digagas oleh budayawan Prof Dr Ida Bagus Mantra (alm) 32 tahun lalu, sengaja digelar bulan Juni-Juli saat liburan panjang anak-anak sekolah dasar, SMP dan SMA maupun SMK.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Bali, terutama generasi muda, untuk lebih mengenali dan mencintai seni budaya yang diwarisi secara turun temurun.

"Melalui apresiasi yang tumbuh kuat di masyarakat, khususnya generasi muda, kita harapkan kesenian daerah itu tetap lestari sepanjang masa, dari satu generasi ke generasi berikutnya," kata Gede Ardika.

Ia mengingatkan, dari pelaksanaan PKB selama 32 tahun, ada beberapa permasalahan dasar yang dihadapi dan perlu dikaji serta dievaluasi secara jernih.

Permasalahan tersebut antara lain menyangkut pelaksanaannya hanya terkonsentrasi di Kota Denpasar, sehingga kurang dirasakan sebagai pesta yang dimiliki oleh seluruh elemen masyarakat yang merasuk sampai keseluruh pelosok pedesaan.

Selain itu mampu memberikan ruang dan kesempatan kepada seluruh seniman, baik di kota maupun pedesaan dalam mengisi agenda PKB, bukan atas dasar seleksi yang didasarkan atas satu kriteria.

Kesempatan pentas di PKB, menurut Gede Ardika, perlu didasarkan atas dorongan untuk berkreasi secara luas kepada seluruh elemen masyarakat.

Perlu dipikirkan kembali perencanaan dan pengorganisasian seluruh rangkaian kegiatan PKB. Demikian pula konsep pelestarian (kesenian) yang masih berorientasi internal.

Perlu perlu ada dorongan memberikan ruang kesenian Bali untuk berintegrasi lebih luas dengan tim kesenian daerah lain maupun mancanegara, ujar Gede Ardika.

(I006/T007/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010