Jakarta,  (ANTARA News) - Tersangka kasus unjuk rasa anarkis yang juga Ketua Umum Bangkit Indonesia (KBI) Rizal Ramli mengaku ia ditanya oleh penyidik Polri soal rencana untuk menggulingkan pemerintah saat ini.

Ia mengatakan hal itu usai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka aksi unjuk rasa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada Mei - Juni 2008 oleh penyidik Direktorat I Badan Reserse Kriminal Umum Polri, Jakarta Selatan, Rabu.

"Apa Saudara ada maksud untuk menjatuhkan pemerintah yang sah," kata penyidik sebagaimana ditirukan oleh Rizal Ramli.

Atas pertanyaan itu, Rizal menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menggulingkan pemerintah.

"Yang kami perjuangkan adalah jalan baru ekonomi. Jalan yang menguntungkan rakyat dan nasional," kata mantan Direktur Econit ini.

Mantan Menteri Perekonomian ini mengatakan, sebagai Capres yang telah didukung tiga partai maka tindakan menggulingkan pemerintah yang sah tidak seharusnya dilakukan.

"Ngapain menjatuhkan. Saya ini kan Capres tiga partai. Saya optimistis bisa mengalahkan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) secara demokratis. Tidak perlu menjatuhkan," katanya menegaskan.

Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak membiayai aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan BBM.

Namun ia mengaku mengeluarkan dana untuk membeli tiket, makan dan hotel untuk kegiatan sosialisasi KBI dan tidak ada hubungan dengan aksi unjuk rasa.

Pada pemeriksaan ketiga sebagai tersangka, Rizal mengaku masih ditanya soal materi pidato saat deklarasi KBI, 28 Oktober 2006.

Rizal juga pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang sama untuk tersangka Sekjen KBI Ferry Joko Yuliantono.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009