Namun sayang, kegiatan yang ramai dikunjungi warga itu berubah fungsi menjadi ajang perjudian kecil, dengan munculnya pedagang kaki lima musiman yang menawarkan kupon tebakan berhadiah, berupa gelang seharga Rp500-Rp1.000.
"Kalau dari segi bisnis, perputaran uang masyarakat yang datang berbelanja di ajang pameran ini memang menguntungkan, tetapi yang membuat saya kesal karena adanya para pedagang kaki lima yang menjadikan ajang itu sebagai adu judi," kata H Suamir, tokoh masyarakat di Kota Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, praktik perjudian kecil itu dialkuan dengan cara menawarkan kupon kepada pengunjung, lalu ditukar dengan gelang untuk dijadikan alat permainan untuk mendapatkan hadiah seperti rokok dan minuman kaleng.
"Seharusnya panitia penyelenggara tidak membiarkan praktik judi yang menyerupai "judi togel" itu. Apalagi momen pameran itu adalah kegiatan pendidikan bagi para mahasiswa," katanya.
Manajer Event Organizer Intermedia Promotian 2010, Rustam, mengatakan, tujuan pemeran itu tidak lain hanya menjadi media informasi bagi perguruan tinggi baik negeri dan swasta serta lembaga pendidikan informal lainnya.
Rustam mengatakan kemunculan pedagang musiman di luar tanggung jawab panitia.
"Saya juga awalnya tidak percaya bila ada praktik semacam itu, namun setelah melihat langsung di lapangan, ternyata memang ada kegiatan seperti itu," kata Rustam.(*)
A056/H-KWR/AR09
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010