Kuta, Bali (ANTARA News) - Perusahaan tambang PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang menggarap pertambangan tembaga dan emas Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan bahwa belum berencana membangun pabrik peleburan hasil tambang (smelter) di Indonesia.

"Dari hasil studi tentang smelter menyebutkan bahwa Newmont tidak layak membangun smelter di dalam negeri karena tidak punya keahlian di bidang itu," kata Manager Public Relation PTNNT, Kasan Mulyono, di Kuta, Bali, Minggu.

Alasan lainnya, lanjut Kasan, Newmont menilai investasi pembangunan smelter membutuhkan dana besar. Untuk membangun pabrik pengolahan konsenrat emas dan hasil tambang lainnya butuh modal minimal 600 juta dolar AS atau sekitar Rp5,5 triliun.

Meski begitu, menurut Kasan, pihaknya tetap melakukan konsultasi dengan pemerintah yang berkeinginan agar industri pertambangan di dalam negeri bisa membangun smelter.

Menurut Kasan, produksi konsentrat PTNNT sebagian juga telah dikirim ke smelter di Gresik, Jawa Timur.

Selain ke Gresik, menurut Superintendent Tailings Management System PTNNT Nugroho Adi, produksi konsentrat mineral PTNNT juga dikirim ke Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Eropa.

Dari proses peleburan konsentrat itu nantinya akan diproduksi emas, tembaga dan perak, katanya.
(T.F004/D007/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010