Jakarta (ANTARA News) - Ulama berjulukan "Kiai Sejuta Umat", KH Zainuddin MZ, menilai Indonesia telah kehilangan seorang tokoh multidimensi yang telah bertahan dalam kepemerintahan selama tiga masa, yaitu KH Idham Chalid.

"Beliau tokoh yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, dari segi politik, beliau tokoh yang sangat lugas dan bertahan di tiga zaman, yaitu kemerdekaan, Bung Karno dan sebagian di era Pak Harto," katanya saat melayat ke rumah keluarga Idham Chalid di Pesantren Daarul Maarif, Cipete, Jakarta, Selatan.

Zainudding menilai Bapak Pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sebagai ulama yang lugas dan moderat yang mampu menjaga kehormatan dalam berpolitik.

"Dari segi keagamaan beliau 30 tahun lebih memimpin Nahdlatul Ulama dan tingkat kealiman beliau sebagai ulama sangat mumpuni," ujarnya.

Zainuddin mengaku telah mengenal mantan Ketua DPR/MPR periode 1972-1977 itu sejak ia masih belajar di sekolah dasar. Ia mengaku mempelajari ilmu dakwah dari Idham yang dinilainya sebagai orator ulung sekelas Bung Karno.

"Beliau ulama, politisi dan birokrat yang bisa memadukan semua. Saya melihat masa beliau dan Gus Dur itulah masa-masa keemasan NU, setelah kemari NU itu cenderung membesarkan pengurusnya," tuturnya.

Pada kesempatan itu, hadir pula beberapa tokoh nasional, antara lain mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Ali Masykur Musa dan Ketua Komisi Pemilihan Umum A. Hafiz Anshary.

DR KH Idham Chalid wafat pada Minggu pukul 08.00 WIB di rumahnya dan akan dimakamkan esok hari, Senin (12/7) di Pesantren Quran Cisarua, Bogor.

Almarhum meninggal dunia setelah sebelumnya selama sembilan tahun mengalami stroke dan sempat mengalami serangan jantung pada 1999.

Idham Chalid lahir di Setui, dekat Kecamatan Kotabaru, bagian tenggara Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1922. Anak Sulung dari lima bersaudara itu meninggalkan 16 orang anak, 35 cucu dan tujuh cicit.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010