Ambon (ANTARA News) - Kejuaraan Piala Dunia 2010 yang telah berakhir Senin mengusik stabilitas keamanan di Kota Ambon setelah para pemuda Desa Batumerah, Minggu (11/7) lalu bentrok dengan menelan korban jiwa dan harta benda.

Sedikitnya tujuh rumah dan satu orang meninggal dunia karena dipicu euforia terhadap salah satu tim nasional yang dijagokan dari dua kelompok pemuda di Desa Batumerah, yakni Batumerah Dalam dan Batumerah Kampung.

Saling ejek meluas hingga saling lempar dan berakhir dengan pembakaran rumah di wilayah Batumerah Dalam karena telah ada korban jiwa dari pihak Batumerah Kampung, yakni Arman Syukur (21) meninggal.

Saat ini kasus tersebut telah ditangani Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease.

Menganggapi hal tersebut, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu kepada wartawan di Ambon, Senin mengatakan, euforia Piala Dunia 2010 telah berakhir seiring dengan usainya kejuaraan tersebut.

"Mari kita hentikan semua yang terjadi karena kesalahpahaman. Euforia yang berlebihan dan sebagainya saya kira sudah tidak perlu lagi," kata Karel Albert Ralahalu.

Dia berharap, semua pihak lebih berpikiran jernih agar dapat menyongsong masa depan yang lebih baik, apalagi saat ini Maluku sedang bersiap menyambut kegiatan bahari internasional Sail Banda pada 24 Juli-17 Agustus 2010.

"Saat ini yang diperlukan adalah bagaimana masyarakat Maluku menggalang persatuan dan kesatuan serta menjaga ketertiban dan keamanan guna menyukseskan Sail Banda," katanya. (*)

KR-RMY/A033/AR09

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010