Pariaman, Sumbar (ANTARA News) - Kondisi masyarakat, khususnya anak-anak di Pariaman, Sumatera Barat, pascagempa 30 September 2009, semakin membaik yang terlihat dari pulihnya kondisi psikologi dan sosial anak-anak, serta meningkatnya sarana perumahan, pendidikan, dan kesehatan mereka.

"Masa tanggap darurat telah dilewati, yang dilanjutkan dengan masa rehabilitasi dan rekonstruksi. Kini bisa kita saksikan, masyarakat berupaya bangkit dan kembali ke kehidupannya semula, untuk masa depan yang lebih baik," ujar pimpinan Plan Internasional, Nigel Chapman, di Pariaman, Kamis.

Nigel Chapman, berada di Pariaman untuk melihat program lembaga swadaya masyarakat (LSM) Internasional yang fokus menangani kesejahteraan anak itu. Ia antara lain mengunjungi sekolah sementara, rumah sementara dan proyek air bersih.

Chapman mengatakan, setelah melihat kondisi di lapangan, anak-anak terlihat sudah tidak trauma lagi dan kepercayaan diri sudah tumbuh.

Pada kunjunganya, Chapman dan rombongan disambut oleh anak-anak yang memainkan kesenian setempat. Mereka juga menyaksikan simulasi yang dilakukan anak-anak jika terjadi gempa, serta diwawancarai oleh jurnalis anak korban gempa.

"Jika melihat anak-anak berkesenian, kesiapan menghadapi gempa, dan melihat kemauan mereka untuk belajar maka kondisinya sudah baik dibanding saat gempa. Wajah mereka juga terlihat gembira," katanya.

Chapman mengharapkan jika nanti terjadi gempa lagi maka anak-anak sudah siap dan tidak trauma lagi.

Menurut Nigel Chapman, dalam keadaan rumah yang hancur atau di pengungsian, anak-anak dan kaum perempuan adalah kelompok yang paling rentan menghadapi risiko.

Pada saat masa tanggap darurat dulu, anak-anak menghadapi ancaman kekurangan pangan, serangan penyakit, terluka akibat keadaan lingkungan yang buruk.

Mereka juga rawan atas eksploitasi dan kekerasan, yang juga bisa datang dari lingkungan di sekitarnya.

Dia menjelaskan, sejak hari pertama gempa mengguncang Sumbar, Plan Indonesia hadir di tengah masyarakat Pariaman untuk misi bantuan kemanusiaan.

Kegiatan itu mencakup pendistribusian barang-barang nonpangan yang dimanfaatkan oleh lebih dari 5.000 keluarga, pembangunan sekolah darurat, pembangunan rumah tumbuh, pengadaan air bersih, serta upaya pemulihan psikososial anak-anak.

Sampai akhir Juni 2010, Plan Indonesia telah membangun 270 rumah tumbuh atau rumah sementara (transitional shelter) di lima desa di Kecamatan Pariaman Utara.

Plan Indonesia juga mendirikan 10 sekolah darurat (transitional school), serta menyediakan berbagai paket peralatan belajar anak-anak dan paket peralatan mengajar untuk guru.

Di bidang kesehatan Plan Indonesia menyediakan dua unit klinik berjalan, yang melayani tiga ribu lebih pasien.

Untuk fasilitas sanitasi yang baik, hingga akhir Juni 2010 Plan Indonesia telah membangun sedikitnya 70 unit instalasi air bersih dengan 62 sumur bor, yang tersebar di 21 desa di Kecamatan Pariaman Utara.

Menurut Sekretaris Daerah Kota Pariaman, Armen, di kotanya terdapat sekitar 13.000 rumah yang rusak, baik berat, sedang maupun ringan.

Armen mengharapkan pemerintah pusat segera menurunkan bantuan bagi masyarakat untuk membangun rumah mereka kembali. (*)

(T.U002/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010