Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengatakan, ada sejumlah kemungkinan mengapa dirinya menjadi tersangka dalam kasus Sistem Administrasi Bantuan Hukum di Kementerian Hukum dan HAM.

"Saya meyakini keputusan mengenai Sismkinbakum sudah benar. Sisiminbakum bukan merupakan suatu kasus tapi dikasuskan," kata Yusril Ihza Mahendra pada diskusi dialektika "Penegakan Hukum Sisminbakum" di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.

Yusril menjelaskan, kemungkinan pertama dirinya menjadi tersangka dalam kasus Sisminbakum karena menjadi korban dalam perseteruan antara keluarga Tanoesudibyo dan keluarga Cendana pada persoalan kepemilikan stasiun televisi TPI, RCTI, serta perusahaan PT Bimantara.

Menurut dia, perseteruan dua kelompok pengusaha itu menyeret dirinya dan lembaga apa yang "memback-up" siapa.

Pakar hukum tata negara tersebut mengatakan, dirinya tidak melihat ada interventi pemerintah dalam kasus ini, tapi ada orang-orang dari kejaksaan yang turut bermain di balik kasus ini.

Kejaksaan Agung, menurutnya, sebenarnya hanya menyasar pimpinan PT SRD, Hartono Tanoesudibyo, yang menjadi rekanan dalam proyek Sisminbakum.

"Kemungkinan orang dalam Kejaksaan Agung yang ikut bermain dalam kasus Sisminbakum, untuk kepentingan pihak-pihak yang berseteru dalam persoalan TPI," katanya.

Yusril menduga, Kejaksaan Agung membongkar kasus Sisminbakum di Kementerian Hukum dan HAM yang dikelola oleh PT SRD, milik Hartono Tanoesudibyo, karena adanya kekuatan tertentu.

Dibongkar kasus Sisminbakum, katanya, menyeret dirinya dan mantan Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Romly menjadi tersangka.

Kemungkinan kedua, kata Yusril, adanya intervensi dari seorang pejabat negara.

Yusril megakui, dirinya sudah lama menjadi sasaranya dengan beberapa kali akan dijadikan kambing hitam.

"Kasus Sisminbakum bukanlah kasus pertama yang ingin dibebankan kepada saya. Sebelumnya juga ada kasus korupsi peringatan 50 tahun KTT Asia-Afrika di Jakata, kasus sidik jari, dan sekarang kasus Sisminbakum," jelasnya.

Kemungkinan ketiga, kata Yusril, adalah pengalihan isu kasus Century.

Setelah kasus Bank Century ramai, katanya, ada upaya untuk menutup kasus itu dengan mengungkapkan kasus lainnya. "Saya pikir kasus Sisminbaum menjadi salah satu upaya pengalihannya," katanya.

Yusril juga mengatakan, dirinya tahu banyak kasus Century dan akan mengungkapkan pada saat yang tepat.(*)

(T.R024/D011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010