Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Tinju Indonesia belum menerima hasil pemeriksaan medis Chris John terkait dengan cedera retak tulang iga bagian kanan saat latih tanding dengan sejumlah petinju di Jakarta, seminggu lalu.

Ketua Umum Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) Manahan Situmorang di Jakarta, Jumat (16/7), menegaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah foto rontgen itu autentik atau tidak.

Sebelumnya, juara dunia tinju kelas bulu World Boxing Association (WBA) itu memperlihatkan foto rontgen tersebut saat konferensi pers pada hari Kamis (15/7) di Jakarta.

"Sampai hari ini ATI sebagai pengawas pertandingan di Indonesia belum menerima laporan resmi pemeriksaan medis tersebut," katanya menandaskan.

Oleh karena itu, kata dia, ATI hanya akan membuat laporan ke WBA berdasarkan fakta dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/7). Menurut Chris John, foto rontgen itu dibuat di Rumah Sakit Sahid Sahirama.

Selama ini, menurut Manahan, ATI menggunakan Rumah Sakit (RS) Pusat Pertamina sebagai rujukan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Rumah sakit yang menjadi rujukan ATI di Jakarta hanya RS Pusat Pertamina karena rumah sakit inilah yang kami anggap sesuai standar penyelamatan petinju," tutur Manahan.

Oleh sebab itu, dia menegaskan ATI hanya akan mengirimkan laporan ke WBA berdasarkan fakta-fakta saat konferensi pers itu. "Laporan akan dibuat dan dikirim secepatnya," kata dia.

Pertarungan Chris John melawan penantang peringkat ke-15 dari Argentina, Fernando Saucedo tersebut di bawah pengawasan ATI dan WBA.

Pertarungan yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, 26 Juli 2010 kemungkinan besar gagal dilaksanakan karena Chris John cedera retak tulang iga bagian kanan.

Cedera itu dia alami saat latih tanding dengan sejumlah petinju di Jakarta, seminggu lalu. Namun, petinju yang semula atlet wushu nasional ini tidak tahu persis petinju mana yang memukulnya hingga cedera tersebut.

Dijelaskan lebih jauh oleh Manahan bahwa pemilihan RS Pusat Pertamina sebagai rujukan ATI berdasarkan rekomendasi sejumlah dokter. Penanganan petinju cedera di rumah sakit ini dia nilai cukup bagus.

Ia lantas mencontohkan penanganan petinju yang cedera kepala akibat terkena pukulan, sejauh ini cukup bagus. "Dari empat petinju yang dioperasi kepalanya yang cedera akibat pukulan, semuanya sehat kembali," kata Manahan.


Kegagalan Beruntun

Kegagalan pertarungan Chris John melawan Saucedo tersebut merupakan yang kali kedua dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.

Sebelum direncanakan bertarung di Jakarta, kedua petinju telah dijadwalkan bertarung di Bali akhir Mei lalu.

Pertarungan di Bali yang dipromotori pegiat tinju Bali, Zaenal Tayeb, gagal digelar. Konon, karena Chris John cedera bahu.

Pertarungan di Jakarta pun gagal digelar yang dipromotori oleh mantan Ketua Umum Komisi Tinju Indonesia (KTI) yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendro Priyono.

Berbagai spekulasi muncul di kalangan komunitas tinju profesional tanah air terhadap gagalnya pergelaran tersebut.

Bahkan, tidak sedikit pihak yang sejak awal telah memprediksi pertarungan tersebut bakal batal. Masalahnya, kekisruhan rencana pementasan Chris John telah berulang terjadi, termasuk rencana pertarungan petinju asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini melawan petinju Uganda, Jackson Asiku, di Jakarta, 27 Juli 2008, yang juga batal.

Yang membedakan, pada pembatalan tahun 2008 berbuntut dugaan penipuan dan penggelapan. Manajer Chris John asal Autralia, Craig Christian, kini berurusan dengan polisi atas sangkaan itu.

Hingga sekarang, kasusnya masih ditangani Polda Metro Jaya.

Sementara kegagalan pementasan kali ini belum menunjukkan adanya tuntutan hukum lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait.

(ANT-133*D007/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010