Tanjung (ANTARA News) - Sebanyak 176 guru di Tabalong, Kalimantan Selatan, gagal mendapatkan sertifikasi karena tidak lolos dalam penilaian oleh asesor FKIP Unlam Banjarmasin.

Para guru yang dinyatakan tidak lulus, menurut Kepala Dinas Pendidikan Tabalong Drs Erwan pada Kamis, wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru selama 8 hari.

Ketidaklulusan para guru kebanyakan karena tidak memenuhi syarat pendidikan S1 serta belum lengkapnya berkas yang diajukan.

"Untuk tahun 2010 ini kuota Tabalong untuk sertifikasi guru mencapai 363 orang, namun hanya 187 yang lulus sedangkan 176 guru gagal masuk sertifikasi," jelas Erwan, Kamis (22/7) di Tanjung.

Erwan pun mengakui masih banyak guru yang belum bisa masuk sertifikasi mengingat syarat pendidikan S1 yang belum bisa dipenuhi.

Bahkan banyak guru yang usianya 50 tahun ke atas dan masa kerja lebih 20 tahun, namun belum bisa sertifikasi karena syarat S1 belum terpenuhi.

Diknas Tabalong akhirnya membuat kebijakan, memprioritaskan mereka untuk bisa masuk sertifikasi dengan memberi kesempatan kuliah S1 di sejumlah perguruan tinggi.

"Syarat S1 memang mutlak, jadi setiap guru harus bisa memenuhinya tak terkecuali para guru yang sudah berusia 50 tahun dan mereka akan kami prioritaskan untuk bisa masuk sertifikasi," jelasnya.

Sementara itu untuk mengurangi tingkat kecemburuan antara guru sertifikasi dan non sertifikasi, sejak 2009 pemerintah memberikan tunjangan tambahan bagi guru non sertifikasi, sebesar Rp250 ribu per bulan dan dibayar setiap enam bulan.

Data di Diknas Tabalong saat ini jumlah guru mencapai 3.811 mencakup guru SD, SLTP, SLTA dan SMK, namun baru sekitar 50 persen yang masuk sertifikasi.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010