Ambon (ANTARA News) - Kandungan deposit emas di perut bumi Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, sejauh ini belum diketahui secara pasti, meskipun pernah ada investor yang mengeksplorasinya pada 1988 silam.

"Logam mulia yang ada di Pulau Romang memang ada, tapi jumlah depositnya akan ketahui setelah PT. Gemala Borneo Utama, sebuah perusahaan tambang emas berencana melakukan eksplorasi tahun ini," kata Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral Provinsi Maluku Bram Tomassoa di Ambon, Jumat.

Dalam tahun 1988 - 1992 lalu, PT. Muswell Brook Mining bekerjasama dengan PT. Asthon Mining pernah melakukan kegiatan eksplorasi di Pulau Romang, namun tidak ada kelanjutannya sehingga tidak diketahui berapa besar kandungan deposit logam mulia maupun perak yang ada di sana.

Menurut Tomassoa, rencana PT. GBU melakukan eksplorasi ini telah disampaikan kepada Pemprov Maluku beberapa waktu lalu dan mereka juga meminta rekomendasi Gubernur untuk membebaskan lokasi lahan pertambangan.

"Kalau hasil eksplorasinya menunjukkan deposit logam mulia yang besar, maka mereka akan melanjutkan program penambangan emas di daerah itu," katanya.

Pulau Romang atau `Roma` untuk sebutan masyarakat setempat merupakan gugusan pulau yang berdekatan dengan Pulau Wetar sebagai daerah penghasil emas yang sudah pernah digarap PT. Prima Lirang Mining sejak tahun 1980-an.

Daerah ini memiliki hutan yang cukup lebat dan terdapat lebah madu yang selama ini dijadikan salah satu mata pencaharian warga untuk menjual madu ke Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, Pulau Ambon maupun ke Kupang (Nusa Tenggara Timur).

Kemudian di sebelahnya terdapat gugusan Pulau Moa yang memiliki sumber air panas di tepi hutan pantai dan merupakan jalur gunung berapi sehingga memiliki kandungan mineral dan kekayaan alam.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010