Jakarta (ANTARA News) - Media massa sedang dalam transisi menuju media baru, ketika masyarakat semakin menentukan pemberitaan dan menentukan isi berita.

"Terjadi perubahan paradigma saat ini di mana audience semakin menentukan," kata Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Ahmad Muklis Yusuf pada konferensi Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) 2010 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Sabtu.

Hal ini, lanjut dia, seiring dengan berkembangnya internet yang telah diakses hingga lebih dari satu miliar orang saat ini dan tumbuhnya berbagai situs individual seperti blog dan tumbuhnya situs jejaring sosial facebook, twitter, myspace dan lain-lain yang memungkinkan setiap orang mengangkat beritanya sendiri.

Jika dengan media konvensional seperti koran, masyarakat hanya menjadi pembaca tanpa bisa menanggapi, maka dengan semakin berkembangnya media daring, media massa semakin interaktif, masyarakat bisa menanggapi suatu berita di waktu yang sama.

"Kasus Prita dan Bibit-Chandra merupakan contoh kasus itu menjadi besar lebih dulu melalui jejaring sosial sehingga membuat media massa juga mengangkatnya dan kemudian mampu mengubah kebijakan," ujarnya.

Ahmad Muklis Yusuf juga mengajak agar masyarakat menjadi bagian dari media baru yang sedang berubah ini, bukan lagi menjadi audience pasif.

Untuk ini, kantor berita ANTARA yang juga menyikapi perkembangan internet dengan membuka portal antaranews.com dalam waktu dekat juga akan membuka forum pembaca ANTARA, tambahnya.

Sementara itu, Vice Business Director Kompas Edi Taslim yang juga menjadi pembicara mengatakan, dengan berkembangnya internet, maka bukan konten media massa saja yang berubah, tetapi pola bisnis media juga berubah.

"Kami harus menyikapi perubahan ini juga, misalnya dengan menyediakan fasilitas QR Code yang memudahkan pembaca membuka berita dalam berbagai medium, secara `mobile," katanya.
(D009/B010)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010