Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan, volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya pada Juni 2010 mencapai 1,135 juta ton atau naik 96 ribu ton dari bulan sebelumnya 1,039 juta ton.

Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan di Jakarta, Minggu mengatakan, kenaikan tersebut didorong oleh naiknya kebutuhan CPO dan turunannya dari Bangladesh, India dan Pakistan.

Menjelang ramadan, tambahnya, produsen minyak makan dan makanan di ketiga negara menyiapkan pasokan bahan baku yang salah satunya dari minyak sawit Indonesia.

"Tentu saja, mereka akan terus menambah pembelian minyak sawit hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri," katanya.

Pada Juni Bangladesh mengimpor CPO dan produk turunannya dari Indonesia sebesar 58.779 ton, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 30.800 ton, sedangkan Pakistan mulai membeli kembali CPO dan produk turunannya 9.250 ton.

Sementara India mengimpor CPO dari Indonesia 365.910 ton, RBD Olein 73.050 ton, Crude Olein 27.800 ton, RBD Palm Oil (PO) 1.000 ton dan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) 8.270 ton.

Itu berarti total volume impor CPO dan produk turunannya mencapai 476.030 ton pada Juni, naik dari Mei yang hanya 328.102 ton.

Meski kampanye negatif gencar dilakukan sejumlah kalangan, ekspor CPO dan produk turunan Indonesia ke Eropa tetap stabil berjumlah 231.987 ton untuk Juni.

Bahkan, khusus permintaan CPO meningkat menjadi 173.262 ton Juni dibandingkan Mei yang sebesar 136.562 ton. Untuk produk turunan CPO, Eropa mengimpor dari Indonesia antara lain RBD PO 32.605 ton, RBD Olein 2.000 ton, RBD Stearin 21.619 ton dan PFAD 2.500 ton. (*)

S025/A023/AR09

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010