Beirut (ANTARA News/AFP) - Militer Lebanon akan mengerahkan tentara tambahan ke wilayah selatan, hampir sebulan setelah serangkaian serangan terhadap penjaga perdamaian PBB di negara itu.

"Saya telah bertemu dengan Perdana Menteri Saad Hariri hari ini ... yang memberitahu saya bahwa tentara tambahan Lebanon itu -- satu brigade (kira-kira 1.500 tentara) -- akan dikerahkan ke wilayah selatan mulai hari ini," kata Dubes Prancis untuk Lebanon Denis Pietton kepada AFP, Senin.

"Ini langkah positif yang menurut pendapat saya akan diapresiasi oleh semua mitra Lebanon yang berpartisipasi dalam UNIFIL," ujarnya, merujuk pada pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan yang mengawasi perbatasan Lebanon-Israel.

Seorang jurubicara militer menolak untuk mengkonfirmasi berita itu.

Pietton, yang negaranya memiliki 1.500 tentara di Lebanon, kontingen terbesar kedua setelah Italia, membuat pernyataan itu setelah serangkaian protes terhadap pengadaan pengerahan maksimal pada Juli oleh penjaga perdamaian berbaret biru itu.

Dalam insiden paling serius, sejumlah warga desa yang marah telah melucuti senjata patroli UNIFIL Prancis di desa Tuline, menyerang mereka dengan tongkat, batu dan telur sebelum militer campurtangan.

Pemerintah Lebanon sebelumnya telah mengumumkan bahwa akan ada balabantuan militer di selatan, tapi tidak menyebutkan secara khusus apakah mereka akan diperlukan.

Pernyataan Pietton tersebut juga terjadi tak lama setelah peringatan oleh Israel bahwa negara itu siap untuk menyerang lembaga-lembaga Lebanon jika kelompok garis keras Syiah Lebanon Hizbullah melancarkan serangan roket di negara Yahudi itu.

"Kami tidak akan lari seperti teroris atau peluncur Hizbullah" jika Hizbullah menembakkan roket ke Tel Aviv, kata Menhan Israel Ehud Barak pada Washington Post dalam wawancara yang dipublikasikan Senin.

"Kami akan melihatnya sebagai sah untuk menyerang setiap sasaran milik negara Lebanon, tidak hanya milik Hizbullah," ia menambahkan.

Hizbullah dan Israel telah melakukan perang yang menghancurkan pada 2006, yang menyebabkan banyak infrastruktur besar Lebanon jadi puing. Perang sebulan lamanya itu menewaskan lebih dari 1.200 warga Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 orang Israel, sebagian besar tentara. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010