Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung penggunaan perangkat lunak open source untuk mendorong pemanfaatan media Internet di tingkat kecamatan.

"Open source saya dukung penuh antara lain dengan mendorong penggunaan Internet kecamatan," kata Menkominfo Tifatul Sembiring seusai membuka acara Indonesia Open Source Award (IOSA) 2010 di Jakarta, Rabu.

Dalam akun twitter-nya, Menteri juga mem-posting bahwa ia mendukung penuh IOSA 2010 yang digelar pertama kali sebagai tindak lanjut surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Penggunaan dan Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source Software (OSS).

Posisi perangkat lunak open source di negara berkembang tidak bisa diabaikan sebab merupakan solusi alternatif untuk memenuhi keinginan menggunakan perangkat lunak legal.

Solusi priorietary closed seringkali memiliki harga yang tidak terjangkau di samping memiliki faktor ketergantungan.

"Open source ini merupakan software terbuka, bisa dikembangkan, free, dengan bahasa program seperti C, Java, dan lain-lain," katanya.

Ia menambahkan, versi aplikasi open source itu juga potensial untuk mendorong penggunaan Internet di kalangan masyarakat kecamatan karena bisa dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, Menteri menyambut baik ajang IOSA 2010 yang telah berupaya menggali dan melakukan investigasi untuk mengetahui sejauh mana implementasi dan pemanfaatan OSS di kalangan badan pemerintahan dan sekolah.

Berbagai temuan menarik berhasil diperoleh selama proses penjurian yang dilangsungkan beberapa tahap.

"Jika semua berbuat nyata, indah betul negeri ini," kata Menteri dalam akun twitternya.

Para pemenang IOSA 2010 terbukti telah memiliki pemanfaatan OSS yang sangat maju dan inovatif. Selain itu, para pemenang memiliki kepedulian tinggi terhadap HAKI perangkat lunak.

Pemanfaatan OSS secara luas meningkatkan potensi badan pemerintah untuk dapat memberikan layanan kepada publik secara ekonomis, transparan, dan aman.

Di samping itu, beberapa temuan dari IOSA menunjukkan ada beberapa temuan kurang akomodatif terhadap keinginan pemerintah menerapkan prinsip legal dalam penggunaan perangkat lunak tersebut.

Misalnya, masih ada badan pemerintah yang membagikan pembelian komponen perangkat lunak proprietary kepada daerah-daerah dan perangkat lunak tersebut mewajibkan pembelian komponen perangkat lunak proprietary.

Selain itu, ada pula badan pemerintah yang tanpa alasan tertentu berganti dari open source ke proprietary tanpa ada perubahan fungsi.

Dalam ajang IOSA bukan sekadar pencarian pemenang dan pemberian hadiah tetapi bertujuan memberikan fungsi trigger.

Melalui award tersebut diharapkan berbagai instansi terinspirasi untuk melakukan beberapa keputusan, pembentukan tim, serta keinginan melakukan migrasi.

IOSA digelar pada 28 Juli 2010 di Bidakara Hotel Jakarta dengan rangkaian acara workshop/seminar, pameran, serta malam penganugerahan.

(H016/R010/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010